27 C
Semarang
Saturday, 14 June 2025

Meningkatkan Keaktifan Pembelajaran IPS dengan Metode Partisipatori

Oleh : Siti Sulisanah, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran partisipatori merupakan model pembelajaran yang memberikan kebebasan siswa untuk berekspresi sesuai minat dan bakatnya dalam pembelajaran. Dalam model pembelajaran partisipatori, siswa menempatkan dirinya dalam suatu peran aktif dalam pembelajaran (Ajiboye & Ajitoni, 2008). Siswa memiliki keleluasaan besar dalam mengembangkan kemampuan. Baik menemukan masalah, mencari informasi, dan merekonstruksi informasi. Sehingga dapat digunakan menyelesaikan masalah.

Ciri khas model pembelajaran ini student centered. Artinya siswa atau peserta didik memiliki kebutuhan belajar, memahami teknik-teknik belajar, dan berperilaku belajar. Tugas guru adalah mengarahkan siswa, menjadi fasilitator dan mediator bagi siswa saat mengalami kesulitan dalam merekonstruksi informasi (Barak & Shakhman, 2008).

Kegiatan pembelajaran siswa pada model pembelajaran partisipatori difokuskan pada masalah (Ajiboye & Ajitoni, 2008). Masalah yang dihadapkan siswa merupakan masalah yang cukup kontekstual dan sering ditemui. Dalam memecahkan masalah, siswa akan mengeksploitasi kemampuannya secara maksimal. Siswa dapat berkreasi sesuai dengan kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Berdasarkan hasil pemecahan masalah, siswa akan memperoleh berbagai informasi tentang masalah tersebut. Informasi kemudian direkonstruksi siswa sehingga akan didapat konsep dan prinsip. Dengan demikian, siswa akan membangun konsepnya sendiri.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu bidang studi yang dapat membekali siswa mengembangkan penalaran. Dapat menjadikan siswa menjadi warga Negara yang baik yang semakin sulit dan kompleks akibat kemajuan ilmu dan teknologi (Remy, 1990). Akan tetapi sifat mata pelajaran IPS yang memuat banyak materi sosial dan hafalan, membawa dampak terhadap proses belajar mengajar yang didominasi dengan pendekatan ekspositoris, dimana guru menggunakan metode ceramah yang membuat siswa kurang terlibat aktif atau cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran.

Saat guru menggunakan metode ceramah kurang menarik minat siswa. Selain itu kurang optimalnya pembelajaran IPS disebabkan karena aktivitas pembelajaran masih berpusat guru. Membuat konsep yang diajarkan siswa masih bersifat abstrak, dan sulit dipahami.

Penggunaan pendekatan partisipatoris dapat menumbuhkan ketertarikan dan keaktifan siswa dalam belajar. Hal itu terlihat bagaimana siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran IPS. Mereka antusias dalam memperhatikan materi yang sedang disampaikan. Proses pembelajaran dapat memberikan pengalaman berkesan bagi siswa dan hasil pembelajaran optimal. (kd/fth)

Guru SDN 1 Sukodono Kec.Kendal, Kab. Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya