RADARSEMARANG.COM, PENDIDIKAN di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan negara kesatuan republik Indonesia. Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan karakter warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. (BSNP, 2006 : 107)
Namum pada kenyataannya peneliti masih kesulitan khususnya pada saat mengajarkan mata pelajaran PKn di SD Negeri Randugunting 5 untuk materi yang memerlukan pengembangan pikiran, seperti diskusi dan musyawarah di karenakan siswa belum terbiasa bekerjasama dalam kelompok dan mengemukakan pendapat pada saat proses pembelajaran sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh oleh siswa.
Pengamatan saat mengajar di SD Negeri Randugunting 5 Kota Tegal diperoleh data awal hasil belajar PKn Siswa Kelas VI Semester II Tahun Pelajaran 2021/2022, KD 4.1 Menjelaskan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif masih tergolong rendah yaitu 32 % yang tuntas dari 31 peserta didik.
Berdasarkan permasalahan di atas maka upaya peneliti untuk peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn di SD Negeri Randugunting 5 Kota Tegal merupakan masalah yang harus di tanggulangi. Salah satu model pembelajaran yang di duga dapat mengatasi permasalahhan tersebut adalah model pembelajaran Kooperatif.
Menurut Slavin (dalam Isjoni 2010 : 72). Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut: Melatih siswa dalam mengembangkan aspek kecakapan sosial di samping kecakapan kognitif. Dalam model ini, siswa memiliki dua bentuk tanggung jawab belajar. Yaitu belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Pengelompokan siswa secara heterogen membuat kompetisi yang terjadi di kelas menjadi lebih hidup.
Istarani (2012:9) menjelaskan bahwa model pembelajaran examples non examples yaitu suatu rangkaian penyampaian materi ajar kepada siswa dengan menunjukkan gambar-gambar yang relevan yang telah dipersiapkan dan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menganalisisnya bersama teman dalam kelompok yang kemudian dimintai hasil diskusi yang dilakukannya. Examples non examples berangkat dari data dokumentasi yang kembangkan menjadi suatu kajian dan diteliti sehingga diperoleh suatu pengetahuan sangat berguna yang sebelumnya tidak diketahui. Penyampaian materi ajar kepada siswa adalah dalam bentuk gambar-gambar.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran Examples non Examples adalah: guru mempersiapkan gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran; guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD; guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan / menganalisis gambar; melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas; tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya; mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai; dan kesimpulan (Istarani, 2012:9).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples dapat meningkatkan hasil belajar IPS Siswa Kelas VI Semester I SD Negeri Randugunting 5 Kota Tegal Tahun Pelajaran 2021/2022 yang dapat dilihat pada hasil belajar data awal 32 % menjadi 90 % yang tuntas dari 31 peserta didik. Ini membuktikan bahwa model kooperatif tipe examples non examples dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada KD 3.1 Mengidentifikasi karakteristik geografis dan kehidupan sosial budaya, ekonomi,politik di wilayah ASEAN.
Berdasarkan hasil penelitian di atas model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples dapat meningkatkan hasil belajar IPS sehingga perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut: kepada Guru yang mengajarkan pembelajaran IPS agar dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples sebagai salah satu alternatif agar dapat membuat suasana pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan membuat proses pembelajaran tidak membosankan serta diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan, terutama pada mata pelajaran IPS; dan untuk hasil belajar siswa yang sudah baik hal ini harus dipertahankan dan dikembangkan secara terus-menerus. (kj1/zal)
Guru SDN Randugunting 5 Kota Tegal