RADARSEMARANG.COM, Pademi telah mengganggu proses pembelajaran secara konvensional. Diperlukan solusi untuk menjawab permasalahan tersebut. Pembelajaran daring adalah salah satu alternatif yang dapat mengatasinya. Sejalan dengan arahan pemerintah melalui Keputusan bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri.
Pemerintah melakukan penyesuaian keputusan bersama Empat Menteri terkait pelaksanaan pembelajaran di zona selain merah dan oranye. Yakni di zona kuning dan hijau untuk dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Bagi daerah zona oranye dan merah dilarang melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan dan tetap melanjutkan Belajar dari Rumah (BDR).
Data per 3 Agustus 2020 dari http://covid19.go.id terdapat sekitar 57 persen peserta didik masih berada di zona merah dan oranye. Sementara itu, sekitar 43 persen peserta didik berada di zona kuning dan hijau. Mendikbud mengatakan kondisi Pandemi tidak memungkinkan kegiatan belajar mengajar berlangsung secara normal. Terdapat ratusan ribu sekolah ditutup untuk mencegah penyebaran, sekitar 68 juta siswa melakukan kegiatan belajar dari rumah, dan sekitar empat juta guru melakukan kegiatan mengajar jarak jauh.
Beberapa kendala timbul dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Diantaranya kesulitan guru dalam mengelola PJJ dan masih terfokus dalam penuntasan kurikulum. Sementara itu, tidak semua orang tua mampu mendampingi anak-anak belajar di rumah dengan optimal karena harus bekerja ataupun kemampuan sebagai pendamping belajar anak. Para peserta didik mengalami kesulitan berkonsentrasi belajar dari rumah serta meningkatnya rasa jenuh yang berpotensi menimbulkan gangguan pada kesehatan jiwa.
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Penelitian yang dilakukan Zhang et al., (2004) menunjukkan penggunaan internet dan teknologi multimedia mampu merombak cara penyampaian pengetahuan. Dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradisional.
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan siswa dan guru untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet (Kuntarto, E. (2017). Pada tataran pelaksanaan pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat mobile. Seperti smartphone atau telepon android, laptop, komputer, tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi kapan saja dan dimana saja (Gikas & Grant, 2013).
Pada pembelajaran daring di SD N 1 Wonosari diketahui tidak sedikit siswa kesulitan dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan. Pelaksanaan pembelajaran daring memungkinan siswa dan guru melaksanakan pembelajaran dari rumah masing-masing. Siswa dapat mengakses materi pembelajaran dan mengirim tugas yang diberikan guru tanpa harus bertemu secara fisik di sekolah. Tindakan ini bisa mengurangi timbulnya kerumunan massa di sekolah seperti yang terjadi pada pembelajaran tatap muka.
WHO (2020) merekomendasikan bahwa menjaga jarak dapat mencegah penularan Covid-19. Sayang, di daerah-daerah pelosok dan tidak mempunyai akses internet baik pelaksanaan pembelajaran daring menunjukkan kecenderungan berbeda. Dalam menyiasati kondisi ini, siswa yang tinggal di daerah dengan sinyal internet lemah akan mencari titik tertentu. Seperti pedesaan dan wilayah kecamatan untuk dapat terjangkau oleh akses internet. Dalam pembelajaran daring diharapkan orangtua dapat mendampingi anaknya dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru. (kd/fth)
Guru SDN 1 Wonosari Kecamatan Patebon