RADARSEMARANG.COM, PEMBACA yang budiman, sebagai seorang guru di Sekolah Dasar, salah satu tugas yang sangat penting adalah mengembangkan ketrampilan anak didik. Mengajarkan pengetahuan saja tidak cukup tanpa memberi mereka ruang untuk mempraktikkan apa yang telah dipelajari. Salah satu ketrampilan peserta didik yang sangat berguna dalam kehidupan di sekolah dan masa depan adalah ketrampilan berkomunikasi. Ketrampilan berkomunikasi erat kaitannya dengan kebahasaan. Para guru seperti penulis ini, harus bisa mencari tahu bagaimana perkembangan membaca siswa karena hal ini sangat terkait dengan keterampilan berbicara, mendengarkan, dan menulis mereka. Setelah menemukan perkembangan tersebut, maka seorang guru juga harus bisa menemukan strategi tepat untuk mengajarkan keterampilan komunikasi ini di kelas.
Ada sebuah pertanyaan menarik: mengapa keterampilan komunikasi penting untuk ketrampilan membaca di kelas awal? Mari kita cermati bersama. Keterampilan komunikasi mencakup kemampuan untuk berbicara, mendengarkan, dan menulis secara efektif untuk berbagi informasi dan ide dengan orang lain. Komunikasi membahas domain berbicara, mendengarkan, dan menulis bahasa. Domain ke empat adalah membaca. Bersama-sama, keterampilan ini membentuk empat domain bahasa. Mendengarkan dan membaca adalah domain reseptif yang membantu anak-anak menerima informasi. Berbicara dan menulis adalah domain ekspresif atau produktif yang membantu mereka menghasilkan atau menyampaikan informasi.
Lewat tulisan ini, penulis sekaligus ingin mengatakan pada orangtua siswa di rumah bahwa mereka juga memiliki kewajiban ikut mengembangkan ketrampilan mmebaca anak-anak mereka. Luangkanlah waktu beberapa saat seminggu dua atau tiga kali untuk mengecheck kemampuan membaca anak-anak di rumah. Apabila kendala atau kemajuan yang didapati kurang selaras dengan tuntutan perkembangan maka orangtua bisa segera berkonsultasi dengan guru di sekolah anaknya.
Kembali pada pokok tulisan ini, bahwa koneksi kemapuan membaca memiliki dampak atau berkitan pula pada bagian kemampuan yang lain. Ketika siswa belajar membaca di kelas, kemampuan bahasa verbal mereka juga cenderung meningkat. Dan, pembaca yang lebih baik cenderung akan menjadi penulis yang lebih baik. Adapun strategi untuk mengajarkan keterampilan komunikasi dapat dilakukan dengan pemodelan.
Pemodelan keterampilan komunikasi yang baik adalah cara yang bagus untuk membantu siswa mempelajarinya sendiri. Komunikasi adalah piranti vital dalam mengajar. Di sinilah guru menjadi model bagi anak-anak cara mereka berkomunikasi. Memberi salam, menyapa, menyela pembicaraan, meminta pendapat, menanggapi pertanyaan, bahkan saat guru beraudiens dengan anak didiknya, semuanya akan diserap sebagai model komunikasi anak-anak
Kemudian, sebagai guru pasti dan pasti semua menyusun rencana pembelajaran. Di sinilah misi rencana itu untuk mengintegrasikan materi dengan area literasi dan isi, yang akan memberikan banyak kesempatan bagi siswa untuk membangun keterampilan mereka di keempat domain bahasa. Ketika siswa belajar tentang suatu topik, pastikan mereka membaca, menulis, dan berbicara tentang hal itu. Bila pembaca pernah membaca buku “Membaca Membuka Pintu Dunia” karya Robert Slavin, dkk, pembaca akan mendapati banyak teknik mengajarkan membaca seperti diantaranya Reading Edge (Ujung Tombak Baca) seperti dijelaskan pada halaman 168 (2014).
Selanjutnya ada pula jurnal. Jurnal adalah cara terbaik untuk menumbuhkan keterampilan komunikasi. Melalui entri jurnal, siswa belajar untuk merefleksikan dan mengekspresikan diri melalui tulisan. Keterampilan ini beralih ke kemampuan untuk mengekspresikan ide secara lisan dan untuk memahami bahasa yang lebih kompleks yang mereka temui melalui membaca dan mendengarkan. Jurnal sederhana tentang aktivitas sehari-hari di rumah dapat menjadi tugas tak terstruktur bagi siswa yang dapat ditagih secara temporar.
Membaca keras secara bergilir di kelas bermanfaat untuk mengajarkan keterampilan komunikasi karena siswa dapat belajar intonasi dan ekspresi serta pembacaan yang lancar. Memelihara kebiasaan membaca keras secara bergilir memungkinkan anak-anak untuk melihat keterampilan komunikasi yang ditunjukkan oleh banyak orang. Lengkapilah semuanya dengan metode percakapan antar siswa.
Hal ini dapat membantu siswa mengasah keterampilan komunikasi mereka sendiri. Ini dapat dilakukan berpasangan, kelompok kecil, atau dengan seluruh kelas. Di sini guru bisa mendiskusikan dengan anak tentang topik percakapan yang akan digunakan. Ingat selalu bahwa mendengarkan untuk memahami dan berbicara untuk dipahami adalah keterampilan komunikasi seumur hidup!!. Seperti yang diterapkan di SDN Ketitangkidul, Kab. Pekalongan. (kj1/zal)
Guru SDN Ketitangkidul, Kab. Pekalongan