RADARSEMARANG.COM, Matematika adalah suatu bentuk aktivitas manusia (mathematic as a human activity). Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai sangat memegang peranan rasional, kritis, cermat, efektif, dan efisien. Oleh karena itu, pengetahuan matematika harus dikuasai sedini mungkin oleh siswa (Nadar, 2016:266). Penguasaan pengetahuan dasar matematika salah satunya melakukan operasi hitung bilangan.
Kemampuan melakukan operasi hitung bilangan merupakan kemampuan yang wajib dimiliki anak sekolah dasar. Kemampuan dasar operasi hitung bagi anak kelas tinggi salah satunya adalah terampil menghitung dengan urutan aturan dasar pengerjaan operasi hitung. Daitin Tarigan (2006:14) menjelaskan ada dua tujuan diberikannya materi bilangan dan operasi hitung yang merupakan salah satu topik pembelajaran di sekolah dasar. Yaitu tujuan yang bersifat formal, tujuan yang menekankan kepada penataan anak dan pembentukan sikap anak.Tujuan yang bersifat material, yaitu tujuan yang menekankan kemampuan berhitung, menyelesaikan soal, dan aplikasi matematika.
Dampak keterampilan menghitung dengan urutan aturan dasar sesuai konsep di atas, yaitu membuat anak disiplin sesuai aturan, membuat hasil yang sama walaupun dihitung oleh anak yang berbeda.
Jika tidak menerapkan urutan operasi hitung, dampak pertama adalah anak-anak akan cenderung melakukan operasi hitung sesuai keinginannya. Dampak berikutnya adalah bisa terjadi perbedaan hasil dengan soal yang sama karena dikerjakan oleh anak yang berbeda.
Contohnya, operasi hitung 8-4:2 jika dikerjakan tanpa menggunakan urutan operasi hitung hasilnya adalah 2. Lain halnya jika seseorang menghitungnya dengan urutan operasi hitung yang tepat, maka hasilnya adalah 6. Perbedaan hasil operasi hitung ini biasanya memunculkan kebingungan bagi anak. Karena mereka merasa diberikan soal yang sama, namun bisa menghasilkan jawaban yang berbeda-beda.
Pembelajaran aturan operasi hitung di kelas 5 SDN Bugel 02 juga tidak langsung diingat oleh anak-anak. Mengingat aturan ini mestinya sudah ada sejak materi hitung campuran diajarkan. Namun, anak-anak masih keliru dalam mengerjakan urutan operasi hitung dengan benar. Dari tiga belas siswa yang melakukan penghitungan soal operasi hitung campuran, hanya ada satu sampai dua anak berturut-turut yang betul.
Jika banyak anak yang betul, biasanya karena faktor kebetulan saja penulisan soal dari kiri yang sudah sesuai aturan operasi hitung. Selain itu, tentu juga didukung dengan andalnya keterampilan berhitung yang digunakan.
Permasalahan yang muncul tersebut membuat guru mencari alternatif untuk mempermudah mengingat aturan operasi hitung. Penggunaan tangga operasi hitung dapat menjadi solusi untuk masalah tersebut. Sesuai aturan tangga, operasi yang ada di anak tangga paling bawah adalah pijakan pertama sehingga dikerjakan lebih dahulu. Pijakan di atas adalah operasi yang lebih belakang dikerjakan setelah melakukan operasi hitung di bawahnya.
Anak tangga pertama adalah tanda kurung, anak tangga kedua pangkat dan akar, anak tangga ketiga adalah pembagian dan perkalian, dan anak tangga terakhir adalah pengurangan dan penjumlahan. Gambarannya dapat disimak sebagai berikut. Jika di dalam soal tidak menemukan adanya anak tangga pertama yaitu tanda kurung, maka dapat dilanjutkan ke pijakan anak tangga kedua, begitu selanjutnya.
Penggunaan tangga operasi memudahkan anak untuk mengerjakan soal operasi hitung campuran. Ketika anak-anak sudah banyak yang betul dalam menjawab, hal ini melahirkan motivasi yang lebih besar untuk mengerjakan soal-soal yang memakai aturan operasi hitung.
Keberhasilan penggunaan tangga operasi dapat dilihat dari jawaban yang betul. Jarang ditemukan jawaban berbeda karena anak-anak sudah mengingat aturan operasi hitung dengan benar. (bat1/lis)
Guru SDN Bugel 02 Salatiga