RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran IPA pada materi Persilangan dalam masa pandemi Covid-19 yang dilakukan hanya 50% peserta didik memerlukan model pembelajaran yang tepat dikarenakan materi persilangan merupakan materi baru di tingkat SMP. Oleh karena itu, penulis mencoba menggunakan model pembelajaran PBL.
Hasil belajar siswa merupakan output dari proses belajar mengajar. Salah satu masalah dalam pembelajaran di sekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini dapat diketahui dari data awal nilai ulangan harian siswa yang masih berada di bawah KKM. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar salah satunya model pembelajaran. Model pembelajaran problema based learning (PBL) merupakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang menuntut siswa untuk aktif dan memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu sama lain dalam menguasai pelajaran yang dipelajari.
Menurut Barrett (2011: 4), PBL merupakan pembelajaran yang dihasilkan dari suatu proses pemecahan masalah yang disajikan di awal proses pembelajaran. Siswa belajar dari masalah yang nyata dalam kehidupan sehari hari, mengorganisasi, merencana, serta merumuskan apa yang dipelajari dalam kelompok kecil. Sedangkan Boud (2010: 285) menjelaskan PBL yakni pendekatan pembelajaran yang mengarah pada pelibatan siswa dalam mengatasi masalah belajar dengan praktik nyata yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Karakteristik yang tarcakup dalam PBL antara lain, masalah digunakan sebagai awal pembelajaran, biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengembang (illseructuret), masalah biasanya menuntut perspektif majemuk, masalah membuat pembelajaran tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru, sangat mengutamakan belajar mandiri, memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber, dan pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
Karakteristik ini menuntut peserta didik untuk dapat menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, terutama pemecahan masalah. Adapun langkah – langkah model problem based learning (PBL) dalam pembelajaran sebagai berikut: Orientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasi peserta didik untuk belajar, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Penulis menerapkan pembelajaran dengan menggunakan problem based learning (PBL) pada Materi Persilangan di SMP N 1 Andong dengan cara sebagai berikut: Pertama, menyampaikan tujuan pembelajaran. Kedua, orientasi peserta didik kepada masalah persilangan. Ketiga, mengorganisasikan peserta didik. Keempat, membimbing penyelidikan individu dan kelompok, dalam hal ini kita memberi contoh masalah dalam materi persilangan. Persilangan antara tanaman kacang hijau berbiji bulat kecil (BBkk) dengan tanaman sejenis berbiji keriput besar (bbKk) menghasilkan keturunan sebanyak 480 tanaman. Dari 480 tanaman tersebut berapakah yang berbiji bulat besar? Dari masalah di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.
Dari masalah di atas dapat di jelaskan persilangan antara tanaman kacang hijau berbiji bulat kecil (BBkk) dengan tanaman sejenis berbiji keriput besar (bbKk) akan menghasilkan kacang hijau bulat besar (BbKk ) dan bulat kecil (Bbkk) Perbandingan F1= bulat besar : bulat kecil = 1:1. Jumlah keturunan F1 yang dihasilkan sebanyak 480 tanaman. Jumlah tanaman yang berbiji bulat besar sebanyak 1/2 x 480 = 240 tanaman. Kelima, mengembangkan dan menyajikan hasil karya persilangan di atas dengan cara presentasi. Keenam, menganalisa dan dan mengevaluasi proses di atas.
Pembelajaran dengan PBL dapat meningkatkan keaktifan siswa, siswa merasa senang karena siawa menemukan sendiri, mempunyai daya ingat yang lebih lama, bersikap jujur, bertanggung jawab, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar IPA. (kj1/ton)
Guru IPA SMPN 1 Andong, Boyolali, Jawa Tengah