RADARSEMARANG.COM, Pemahaman sering dikaitkan dengan membaca atau pemahaman bacaan. Pemahaman yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus menghubungkan dengan hal-hal lain (Elis Ratnawulan dan A. Rusdiana, 2015).
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui rendahnya pemahaman peserta didik yang terlihat pada kondisi peserta didik yang kurang memahami materi. Masih rendahnya pemahaman peserta didik dikarenakan belum tepatnya model pembelajaran yang digunakan sehingga pemahaman dan minat belajar rendah. Diantara berbagai model pembelajaran, model role playing merupakan model yang diharapkan dapat mempengaruhi minat dan pemahaman belajar peserta didik.
Bermain peran atau role playing adalah model pembelajaran yang di dalamnya terdapat perilaku pura-pura (berakting) dari peserta didik sesuai dengan peran yang telah ditentukan, di mana peserta didik menirukan situasi dari tokoh-tokoh sedemikian rupa dengan tujuan mendramatisasikan dan mengekspresikan tingkah laku, ungkapan, gerak-gerik seseorang dalam hubungan sosial antar manusia.
Model bermain peran dapat menimbulkan pengalaman belajar, seperti kemampuan kerja sama, komunikatif, dan menginterpretasikan suatu kejadian. Melalui bermain peran, peserta didik mencoba mengeksplorasi hubungan-hubungan antar manusia dengan cara memperagakan dan mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama para peserta didik dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan strategi pemecahan masalah.
Terdapat tujuh langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran bermain peran, yaitu 1) menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik, tahap ini sangat penting dalam bermain peran dan paling menentukan keberhasilan. 2) Memilih peran, peserta didik dan guru mendiskripsikan berbagai watak atau karakter, apa yang mereka suka, bagaimana mereka merasakan, dan apa yang harus mereka kerjakan, kemudian para peserta didik diberi kesempatan secara sukarela untuk menjadi pemeran. 3) Menyusun tahap-tahap peran, para pemeran menyusun garis-garis besar adegan yang akan dimainkan.
4) Menyiapkan pengamat, sebaiknya pengamat dipersiapkan secara matang dan terlibat dalam cerita yang akan dimainkan agar semua peserta didik turut mengalami dan menghayati peran yang dimainkan dan aktif mendiskusikannya. 5) Pemeran, para peserta didik mulai beraksi secara spontan, sesuai dengan peran masing-masing, pemeran dapat berhenti apabila para peserta didik telah merasa cukup. 6) Diskusi dan evaluasi, para pemain diminta untuk mengemukakan perasaan mereka tentang peran yang dimainkan, demikian pula dengan peserta yang lain. 7) Membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan, peserta didik saling mengemukakan pengalaman hidupnya dalam berhadapan dengan orang tua, guru, teman dan sebagainya.
Menurut Djamarah dan Zain (2008), kelebihan role playing, yaitu: dapat berkesan dengan kuat dan menjadi pengalaman yang menyenangkan juga memberi pengetahuan yang melekat dalam memori otak. Sangat menarik bagi peserta didik, sehingga kelas menjadi dinamis dan antusias. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri peserta didik serta menumbuhkan rasa kebersamaan. Serta peserta didik dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan dibahas dalam proses belajar.
Sedangkan kekurangannya, yaitu: memerlukan waktu yang relatif banyak. Memerlukan kreativitas yang tinggi dari guru maupun peserta didik. Kebanyakan peserta didik yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerankan suatu adegan. Apabila pelaksanaan bermain peran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pembelajaran tidak tercapai. Serta tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui model ini.
Namun, role playing dianggap sangat membantu dalam meningkatkan minat dan pemahaman peserta didik dalam menyerap materi, seperti yang telah diterapkan pada pembelajaran PPKn materi kelas I di SLB-B Yaspenlub Demak pada KD 3.3 Mengungkapkan keberagaman individu di rumah. (wa2/aro)
Guru SLB-B Yaspenlub, Kabupaten Demak