28 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Penerapan Metode Suku Kata pada Kelas Rendah

Oleh: Puji Susilowati, S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, MENTERI Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, membahas tentang berbagai kegiatan untuk menumbuhkan budi pekerti pada siswa. Berdasakan hal tersebut, Gerakan Literasi dapat menjadi salah satu solusi. Gerakan Literasi merupakan gerakan yang bertujuan untuk memupuk kebiasaan dan motivasi membaca siswa agar mampu menumbuhkan budi pekerti melalui membaca.

Budaya literasi sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Bahkan ada yang mengatakan budaya literasi tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Penguasaan literasi merupakan indikator penting untuk meningkatkan prestasi generasi muda dalam mencapai kesuksesan.
Kondisi SD Negeri Bugel 02 kelas 1 saat ini, masih ada siswa yang mengalami kesulitan belajar membaca permulaan. Kesulitan tersebut di antaranya adalah tidak lancar dalam membaca, banyak kesalahan ketika membaca, sulit membedakan huruf yang mirip, memiliki kekurangan dalam memori visual, dan tidak mampu memahami simbol bunyi.

Kemampuan dalam membaca permulaan, memegang peran penting dalam perkembangan kognitif siswa. Jika siswa masih mengalami kesulitan dalam membaca permulaan, kemungkinan ia pun akan mengalami kesulitan dalam menerima materi dari guru. Terlebih jika siswa tersebut berada di jenjang kelas yang lebih tinggi. Tentu hal ini akan menjadi masalah yang serius. Oleh karena itu, permasalahan membaca permulaan perlu untuk segera dicari solusinya.

Guru perlu membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan literasinya dengan teliti dan sabar. Salah satu solusi yang bisa digunakan adalah menggunakan Metode Suku Kata untuk membantu siswa yang masih kesulitan dalam membaca. Metode ini dikenal juga dengan nama Metode KRS (Kupas Rangka Suku kata). Metode ini cenderung menggabungkan antara suku kata dengan suku kata lain. Pada tahap awal anak-anak masih terbiasa menggunakan tanda sambung untuk menggabungkan suku kata-suku kata tersebut.

Metode suku kata menurut Depdikbud (1992:12) adalah suatu metode yang memulai pengajaran membaca permulaan dengan menyajikan kata-kata yang sudah dirangkai menjadi suku kata, kemudian suku-suku kata itu di rangkai menjadi kata yang terakhir merangkai kata menjadi kalimat. Sedangkan pendapat Muhammad Amin (1995:207) metode suku kata adalah “Suatu metode yang di mulai dengan mengajar suku-suku kata kemudian suku kata di gabungkan menjadi kata dan diuraikan menjadi huruf”.

Dengan demikian, ada dua macam metode suku kata. Kedua metode ini dalam penerapannya menggunakan cara mengurai dan merangkaikan.
Penerapan Metode Kupas Rangka Suku Kata menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: Guru mengenalkan huruf kepada siswa. Merangkaikan suku kata menjadi huruf. Menggabungkan huruf menjadi suku kata.

Setiap metode pembelajaran tentu memiliki keuntungan dan kelemahan masing-masing. Adapun keuntungan yang dialami siswa kelas 1 SDN Bugel 02 menggunakan metode suku kata saat berlatih membaca permulaan, antara lain: Dalam membaca tidak ada mengeja huruf demi huruf sehingga mempercepat proses penguasaan kemampuan membaca permulaan. Dapat belajar mengenal huruf dengan mengupas atau menguraikan suku kata yang dipergunakan dalam unsur-unsur hurufnya. Penyajian tidak memakan waktu yang lama. Dapat secara mudah mengetahui berbagai macam kata.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditegaskan keuntungan metode suku kata ini adalah untuk membantu anak kesulitan belajar, terutama bagi anak yang cepat bosan. Metode suku kata ini dapat meningkatkan motivasi belajar membaca anak kesulitan belajar terutama di kelas rendah.

Selain keuntungan tentu ada kekurangan dari sebuah metode. Kekurangan menggunakan metode suku kata yaitu bagi anak kesulitan belajar yang kurang mengenal huruf, akan mengalami kesulitan merangkaikan huruf menjadi suku kata. (bat2/zal)

Guru SDN Bugel 02 Salatiga


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya