RADARSEMARANG.COM, Sejarah, pada dasarnya merupakan peta perjalanan sebuah bangsa. Mendeskripsikan dinamika bangsa di masa lampau. Dinamika bangsa di masa lampau turut menentukan eksistensi bangsa di masa mendatang. Ketika generasi penerus mewarisi spirit pelaku sejarah dari karakter bangsa dan merefleksikan serta mengembangkannya sebagai sebuah peradaban baru.
Pembelajaran sejarah di sekolah merupakan salah satu upaya mewariskan spirit dan karakter bangsa. Akhirnya dapat meningkatkan jiwa nasionalisme dan patriotisme. Lalu, bagaimana pembelajaran sejarah agar efektif mewariskan spirit dan karakter bangsa?
Secara geografis Indonesia terdiri dari pulau-pulau. Letak geografis yang memisahkan antar pulau menimbulkan fakta sejarah bahwa Indonesia memiliki keberagaman. Baik etnis/suku, budaya, adat istiadat, keyakinan dan pandangan serta cita-cita komunal antar daerah. Perbedaan ini awalnya menjadi tantangan bersatu menjadi sebuah bangsa. Sumpah pemuda merupakan momentum perjuangan bangsa. Yang menjadi rangkaian perjuangan lahir bangsa dan menjadi sebuah peristiwa yang mengandung spirit kebangsaan dan kesadaran akan pentingnya nilai persatuan.
Saat itu, pemuda melahirkan pengakuan Indonesia. Satu tumpah darahnya, satu bangsa, bahkan kesadaran untuk memelihara sekaligus menjunjung alat persatuan yaitu bahasa. Tanah air dan bangsa yang satu serta satu bahasa yang menyatukan yaitu Indonesia. Sumpah pemuda 28 Oktober 1928 menjadi tonggak utama sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Sumpah atau ikrar para pemuda diakui sebagai kristalisasi semangat bangsa untuk bersatu dan penegasan cita-cita berdirinya Indonesia.
Semangat bersatu dan spirit menjaga persatuan inilah yang menjadi tantangan bangsa di masa depan. Masihkah bangsa Indonesia eksis di masa mendatang?
Moch. Agus Krisno Budiyanto (2016), berpendapat pembelajaran eksplisit instruction merupakan suatu pembelajaran kooperatif. Dimana pembelajarannya bisa berbentuk ceramah, demonstrasi, latihan atau praktek, dan kerja kelompok. Pembelajaran ini dirancang mengembangkan pembelajaran agar siswa mengetahui prosedur dan pengetahuan deklaratif. Sehingga siswa dapat memahami serta benar-benar mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktif dalam suatu pembelajaran.
Dengan metode ini, guru akan mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa. Sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai siswa, dan siswa dapat menerapkan secara efektif dalam kelas, serta menggunakannya menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa. Sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan dan diberikan konfirmasi dan penyemangat.
Dalam pembelajaran sejarah di tingkat SMA dengan kajian peristiwa sumpah pemuda, kompetensi dasar (KD) yang terkait antara lain menghargai nilai-nilai sumpah pemuda dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan di Indonesia masa kini (KD. 3.4) dan menyajikan langkah-langkah dalam penerapan nilai-nilai sumpah pemuda dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan di Indonesia pada masa kini dalam bentuk tulisan dan/atau media lain (KD. 4.4).
Sintaks pembelajaran sejarah materi sumpah pemuda dengan metode ini dilakukan meliputi fase penyampaian tujuan pembelajaran materi sumpah pemuda dan mempersiapkan siswa; fase pendemontrasian pengetahuan terkait peristiwa sumpah pemuda keterampilan; fase pembimbing pelatihan dalam memahami nilai-nilai peristiwa sumpah pemuda; fase pengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, baik dengan pertanyaan lisan atau tes tertulis, dan fase pemberian kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan yang dapat dibantu pertanyaan refleksi.
Dengan metode explicit instruction diyakini siswa menjadi lebih fokus mengenai nilai-nilai dan arti sumpah pemuda secara faktual. Berbagai kesulitan siswa terdeteksi pengetahuan atau konsep serta nilai-nilai sumpah pemuda dapat diakses secara merata seluruh siswa. Dapat menumbuhkan, merangsang ketertarikan antusiasme pribadi siswa pada mata pelajaran sejarah, serta mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal.
Image guru, kesiapan, penguasaan pengetahuan, rasa percaya diri, antusias dan menerapkan struktur sintaks menjadi kunci dalam menerapkan model pembelajaran ini. Tapi metode ini diyakini dapat memvariasikan pembelajaran sejarah di kelas, meningkatkan motivasi belajar siswa dan efektif dalam upaya mewariskan spirit sumpah pemuda sebagai bagian karakter bangsa Indonesia. Untuk bersatu mempertahankan eksistensi dan jati diri sebagai bangsa besar. (ump1/fth)
Guru Sejarah SMAN 1 Bringin, Kab. Semarang