RADARSEMARANG.COM, DALAM Kamus Besar Bahasa Indonesia upaya adalah usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, daya upaya). Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan melatih, menilai, dan mengevaluasi. Dengan demikian upaya guru adalah usaha yang dilakukan seorang guru sebagai pendidik profesional dalam mendidik, membimbing, mengarahkan, serta mengevaluasi peserta didik dengan mengembangkan segala potensi yang ada pada diri peserta didik, baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik mulai pada jenjang PAUD sampai pendidikan menengah.
Sedangkan kemandirian adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Dengan kata lain kemandirian merupakan kemampuan untuk melakukan aktivitas sendiri tanpa bantuan dari orang lain yang ditunjukkan dengan sikap dan perilakunya yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. (Anggun Kumayang Sari, 2016).
Pada faktanya semua usaha untuk membuat anak menjadi mandiri sangatlah penting agar anak dapat mencapai tahapan kedewasaan sesuai dengan usianya. Orang tua dan pendidik diharapkan dapat saling bekerja sama untuk membantu anak dalam mengembangkan kepribadian mereka.
Kemandirian anak usia dini (AUD) di Kelompok B TK Negeri Pembina Watukumpul di temukan kemandirian anak masih belum optimal. Hal ini tampak ketika masih banyaknya anak yang belum bisa berpisah dengan ibunya ketika belajar disekolah, bahkan sampai merengek dan menangis. Serta masih banyak anak yang belum dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru, anak sering kali mengatakan tidak bisa dan tidak mau serta mereka belum memberanikan diri tampil di depan umum. Merekapun belum dapat merapikan barang-barang yang telah digunakan dan dikembalikan pada tempatnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa anak masih belum dapat menyelesaikan masalah yang sederhana pada dirinya sendiri.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Dalam kemandirian anak berbeda-beda, di Kelompok B TK Negeri Pembina Watukumpul, yang berjumlah 18 anak terdapat 10 anak perempuan dan 8 anak laki-laki, pada saat peneliti melakukan observasi awal hanya 5 anak telah mandiri dan 13 anak belum mandiri. Adapun kemandirian terbagi dalam tiga bentuk yaitu, kemandirian emosi, kemandirian ekonomi, dan kemandirian intelektual.
Masalah AUD dalam mengembangkan kemandirian datang dari lingkungan keluarga yang lingkungan hidupnya berbeda-beda, sehingga guru lebih memperhatikan upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi agar anak tersebut mampu mandiri dalam melakukan kegiatan disekolah maupun kegiatan kesehariannya, dengan karakter yang berbeda-beda sehingga guru harus mengetahui dari karakter yang tepat dalam mengembangkan kemandirian anak tersebut.
Upaya guru dalam mengembangkan kemandirian AUD paling banyak dilakukan dengan upaya pencegahan yaitu dengan cara memberikan pemahaman yang baik kepada anak. Sebagai pendidik guru PAUD perlu memberikan pilihan sekaligus pemahaman positif tentang apa yang menjadi pilihan bagi anak, serta memberikan kepercayaan dan tanggungjawab guna mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.
Berdasarkan data yang didapat, disimpulkan adanya berbagai upaya yang dilakukan oleh guru guna mengembangkan kemandirian pada AUD TK Kelompok B dapat menjadikan anak lebih mandiri dalam melakukan suatu kegiatan tanpa bantuan dari orang lain. Sehingga hasil penelitian tersebut benar-benar dilakukan oleh guru dan berhasil dalam mengembangkan kemandirian AUD di Kelompok B TK Negeri Pembina Watukumpul-Pemalang. (ump2/zal)
Kepala TK Pembina Watukumpul, Pemalang