RADARSEMARANG.COM, ANAK merupakan individu yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan, keduanya terjadi secara bertahap. Pembagian kelompok usia anak menjadi : 0 sampai 6 tahun masa anak usia dini, 7 sampai tahun 12 masa sekolah dasar. Pembelajaran pada anak usia dini befokus pada memerankan perasaan dan nurani, belajar sambil bermain, belajar melaui komunikasi dan interaksi sosial, belajar melaui lingkungan serta belajar memunuhi hasrat dan kebutuhannya.
Sedangkan pada usia sekolah dasar anak mulai berfikir secara logis dan konkret namun mereka belum mampu berfikir secara abstrak dikarenaka penalarannya masi terbatas. Mereka hanya mampu menyelesaikan persoalan yang menyakut dengan objek kongkret yang dapat dirasakan oleh panca indera.
Berkaitan dengan toeri tersebut anak-anak kelas rendah merupakan adaptasi dari kemampuan berfikir abstrak kepada hal-hal yang bersifat konkrit. Oleh karena itu saya sebagai guru kelas dua di SDN Pungangan harus bisa mencari suatu metode yang bisa membuat anak mulai berubah dari yang semula berpikir abstrak menjadi berfikir konkrit tetapi tidak memberatkan anak-anak. Salah satu metode yang saya gunakan adalah bermain sambil belajar.
Ketika saya akan mengajarkan ciri-ciri binatang, agar suasana kelas menjadi aktif maka saya membuat siswa untuk saling berpasangan. Siswa A saya beri kartu kata tentang binatang beserta gambarnya, kemudian siswa B mencoba menebak nama binatang tersebut dengan mendengarkan ciri-ciri nama binatang yang disebutkan oleh siswa A. Siswa A harus berusaha memberikan ciri-ciri binatang tersebut dengan sejelas-jelasnya. Semakin jelas ciri-ciri binatang yang disebutkan maka akan semakin memudahkan pasangannya untuk bisa menjawab dengan cepat.
Setelah nama binatang yang ada pada kartu terjawab maka mereka bergantian peran. Setelah pasangan pertama selesai kemudian dilanjutkan dengan pasangan berikutnya sampai semua pasangan maju untuk bermain tebak tebakan tersebut. Setelah semua menyelesaikan permainan ini saya memberikan reward berupa pujian kepada mereka yang berhasil menebak nama binatang tersebut dengan baik, dan bagi pasangan dapat menyelesaikan tebak-tebakan paling cepat saya beri hadiah sebagai bentuk penghargaan dan penyemangat.
Ternyata pembelajaran tentang ciri-ciri hewan dengan metode tersebut sangatlah menyenangkan. Bahkan siswa saling berebut untuk maju terlebih dahulu. Nilai lebih yang saya dapatkan dari pembelajaran tersebut diantaranya: a). Dapat membangun kerjasama antar pasangan, b). Meningkatkan keberanian untuk tampil di depan, c). siswa menemukan sendiri ciri-ciri dari binatang tersebut, d). siswa lebih aktif dan kreatif.
Inovasi tersebut sangatlah tepat diterapkan pada kelas rendah dimana mereka masih sangat suka bermain sehingga dengan metode tersebut anak merasa tidak terbebani dalam belajar, malah mereka cenderung merasa senang karena mereka bisa belajar sambil bermain. Dengan perasaan senang sambil belajar maka materi pelajaran yang kita sampaikan akan mudah diserap oleh peserta didik. Dengan terserapnya materi oleh peserta didik maka tujuan kita menyampaikan materi kepada peserta didik akan tercapai dan mendapatkan hasil yang maksimal. (ump2/zal)
Guru SDN Pungangan, Kabupaten Pekalongan