27.1 C
Semarang
Tuesday, 24 June 2025

Tingkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dengan Model CIRC Berbasis Konstruktivisme

Oleh: Beny Meilon, S.Pd., M.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, MATEMATIKA mempunyai peran penting dalam memajukan daya pikir manusia. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi itu diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, dan kompetitif.

Secara umum matematika identik dengan perhitungan angka-angka dan rumus-rumus, sehingga muncullah anggapan bahwa skill komunikasi tidak dapat dibangun oleh pembelajaran matematika. Padahal, pengembangan komunikasi merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika. Permen Nomor 23 Tahun 2006 menyebutkan bahwa melalui pembelajaran matematika, siswa diharapkan dapat mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

Matematika yang biasanya disajikan menggunakan simbol-simbol, istilah-istilah, rumus, diagram, ataupun tabel, sehingga matematika juga dipandang sebagai suatu bahasa. Baroody (1993) berpendapat bahwa matematika sebagai sebuah bahasa, matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir, lebih dari alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah, atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga alat yang tak ternilai untuk mengkomunikasikan berbagai gagasan dengan jelas, akurat, dan ringkas. Selain itu Bicer, Capraro & Capraro (2013) telah mencatat pula pentingnya komunikasi dalam matematika dengan mengatakan tidak akan ada matematika tanpa bahasa.

Sementara matematika telah memiliki sendiri bahasa untuk komunikasi (Capraro, Capraro, & Rupley, 2011). Menurut Kennedy dan Tipps (1994), kemampuan komunikasi matematika meliputi penggunaan bahasa matematika yang disajikan dalam bentuk lisan, tulisan, atau visual, penggunaan representasi matematika yang disajikan dalam bentuk tulisan atau visual, dan penginterpretasian ide-ide matematika, menggunakan istilah atau notasi matematika dalam merepresentasikan ide-ide matematika, serta menggambarkan hubungan-hubungan atau model matematika.

Pengertian komunikasi matematis secara luas dikemukakan oleh Romberg dan Chair (Sumarmo, 2000) yaitu: menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika; menjelaskan ide, situasi dan relasi matematis secara lisan atau tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar; menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika; mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika; membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis, membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi; menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang dipelajari.

Pada SMAN 1 Wonotunggal komunikasi matematis menjadi kemampuan yang harus dieksplor oleh guru agar siswa memiliki kemampuan memberikan informasi yang padat, singkat dan akurat melalui nilai-nilai yang dibahasakan. Dalam mengeksplor kemampuan komunikasi matematis siswa, guru perlu menghadapkan siswa pada berbagai masalah yang merupakan situasi nyata (real) untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar mengkomunikasikan gagasannya serta mengkonstruksi pengetahuannya.

Proses pembelajaran matematika akan bermakna apabila diterapkan pembelajaran yang berorientasi pada siswa. Hal tersebut dapat diupayakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif di kelas. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

Model pembelajaraan kooperatif CIRC sebagai model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan komunikasi matematis siswa, sebagaimana diketahui sebagai salah satu kelebihan metode CIRC adalah pembelajaran terpadu yang dapat menumbuhkembangkan interaksi sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain. Model pembelajaran kooperatif CIRC menuntut siswa belajar secara berkelompok dan guru memberikan materi untuk dipahami oleh siswa.

Dalam pembelajaran CIRC, setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan meyelesaikan tugas, sehingga terbentuk pemahaman dan pengalaman belajar yang lama. Sehingga dengan proses pembelajaran CIRC kemampuan komunikasi Matematis siswa akan Meningkat. (wa1/zal)

Guru SMAN 1 Wonotunggal, Batang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya