RADARSEMARANG.COM, PROSES pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan mengupayakan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan berfungsi menyiapkan siswa untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya, terlebih di era modern ini. Harapannya akan ada perubahan dalam diri siswa yang dapat bermanfaat baik dalam kehidupan bermasyarakat.
Adanya tuntutan pendidikan itu, tentu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran harus mampu menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan program yang dirancang pemerintah. Hal ini agar pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien dengan tujuan dapat dikuasai oleh semua siswa. Guru benar-benar harus mampu memahami metode pembelajaran yang akan diterapkan. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat tentu juga akan berpengaruh dengan tingkat penguasaan siswa.
Tidak berbeda dengan kegiatan pembelajaran IPS yang terkenal dengan hafalan. Guru harus memilih metode yang digunakan dan tentunya harus disesuaikan dengan kondisi siswa. Metode yang sering digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Padahal berdasarkan pengalaman, metode ini dapat membuat siswa bosan dan mengantuk karena seperti sedang dibacakan dongeng. Selain itu, siswa menjadi pasif dan kurang berpartisipasi dalam pembelajaran. Suasana kelas pun menjadi monoton dan membosankan. Belum lagi hasil belajar juga belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), yaitu di bawah 75.
Sekian banyak metode pembelajaran, guru dapat menerapkan metode Round Robin. Apa itu metode Round Robin? Metode Round Robin adalah cara belajar yang tujuannya mendorong siswa secara bergilir memberikan respon dan berpikir dengan sebuah kata atau pertanyaan singkat (Hisyam, 2008).
Penggunaan metode Round Robin juga dapat meningkatkan kerjasama kelompok. Siswa menjadi lebih saling mengenal, peduli, paham, dan mengerti teman-teman timnya (Kagan, 2011). Dalam kelompok, siswa saling berinteraksi dan berdiskusi untuk mengingat dan mengulang kembali apa yang diingatnya. Siswa juga diminta memresentasikan informasi yang diperoleh dari diskusi secara bergiliran untuk meningkatkan kecakapan berpikirnya.
Langkah pembelajaran menggunakan metode Round Robin diawali dengan pembentukan kelompok, tiap kelompok 5 siswa. Siswa duduk berkeliling sesuai kelompok. Cara main dijelaskan oleh guru dan jika ada siswa yang belum paham langsung dapat bertanya saat itu juga. Guru memberikan sebuah pertanyaan yang memiliki jawaban ganda atau topik yang dapat dipakai untuk curah pendapat.
Waktu yang diberikan guru sesuai kesepakatan awal, misal tiap siswa diberi waktu 10 detik untuk menjawab dan 60 menit untuk seluruh kelompok (waktu dapat disesuaikan dengan panjang pendeknya jawaban, jumlah siswa tiap kelompok, serta tingkat kesukaran soal). Siswa menyampaikan jawaban secara bergiliran sesuai waktu yang disediakan. Ketika waktu masih tersisa, siswa dipersilakan melanjutkan diskusi sampai waktu habis. Guru mendengarkan jawaban setiap siswa dan memberikan klarifikasi serta penjelasan jika pemahaman siswa kurang atau salah.
Metode ini sudah diterapkan di kelas VII A SMP Negeri 2 Limpung dan berjalan dengan seru. Siswa mau tidak mau harus paham dengan materi yang sedang dipelajari dengan melakukan diskusi kelompok terlebih dahulu. Kondisi kelas menjadi ceria, semangat, dan tidak ada siswa yang mengantuk karena semua mendapatkan giliran mengungkapkan pendapat/jawaban. Hasil belajar siswa VII A juga menunjukkan adanya peningkatan. Rata-rata yang tadinya hanya mencapai 74,3 mengalami perubahan menjadi 81,4. (bat1/ida)
Guru IPS SMPN 2 Limpung