24 C
Semarang
Wednesday, 18 June 2025

Belajar Materi Profession menjadi Menyenangkan dengan Permainan Make a Match

Oleh: Oktin Widayanti, S.S.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran yang menyenangkan akan terjadi apabila guru kreatif dalam mengembangkan metode pembelajaran. Kesulitan siswa dalam memahami materi dapat terjadi karena metode guru yang cenderung tidak menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Proses pembelajaran hingga dewasa ini masih kurang memberikan akses bagi peserta didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya. Hal ini berlaku untuk semua mata pelajaran termasuk bahasa Inggris. Siswa juga enggan untuk mengembangkan materi tambahan di luar jam pelajaran. Terlebih mereka menganggap bahwa pelajaran bahasa Inggris sulit karena bahasa Inggris merupakan bahasa asing. Beberapa pernyataan di atas merupakan penyebab hasil belajar beberapa siswa kelas VII SMP Negeri 5 Pemalang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Hal ini dialami oleh siswa kelas VII SMP Negeri 5 Pemalang yang penulis ajar. Penulis berusaha membuat model pembelajaran yang dapat membantu siswa mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Salah satu model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif guna menunjang kelancaran proses belajar mengajar adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif sehingga terjadi interaksi antara siswa yang satu dengan yang lain.

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Make a Match (mencari pasangan) dari Lorna Curran. Model pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dan suatu konsep melalui suatu permainan kartu pasangan. Penerapan metode ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan metode make a match adalah beberapa kartu.

Ketika pembelajaran “Profession”, guru menyediakan beberapa kartu yang memuat gambar “profession” dan beberapa kartu yang berisi nama-nama “profession” dalam bahasa Inggris. Kemudian guru membagi siswa menjadi dua kelompok, yaitu kelompok nama profesi dalam bahasa Inggris dan kelompok gambar profesi. Posisi kelompoknya diatur secara berhadapan. Selanjutnya, guru memberikan batasan waktu permainan sehingga tidak mengganggu jam pelajaran lain. Guru membagikan setiap siswa satu kartu dan memikirkan jawaban dari kartu yang dipegang.

Setelah itu, siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (kartu soal atau kartu jawaban). Siswa yang sudah dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan akan diberikan poin (nilai). Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. Terakhir, siswa bersama guru membahas setiap pertanyaan atau gambar yang ada pada kartu soal sambil guru menjelaskan media/gambar yang ada pada kartu soal.

Kegiatan yang dilakukan guru ini merupakan upaya guru untuk menarik perhatian sehingga pada akhirnya dapat menciptakan keaktifan dan motivasi siswa dalam diskusi. Penerapan metode make a match dapat membangkitkan keingintahuan dan kerja sama di antara siswa serta mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan tuntutan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa pelaksanaan proses pembelajaran mengikuti standar kompetensi, yaitu: berpusat pada siswa, mengembangkan keingintahuan dan imajinasi, memiliki semangat mandiri, bekerja sama, dan kompetensi, menciptakan kondisi yang menyenangkan, serta mengembangkan beragam kemampuan dan pengalaman belajar. (ump1/ton)

Guru SMP Negeri 5 Pemalang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya