29.3 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Alat Peraga Dakon Perjelas Konsep Pembelajaran KPK dan FPB

Oleh : Waryanto S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, MATEMATIKA merupakan salah satu ilmu yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Di antaranya untuk transaksi perdangangan, pertukangan, dan lainnya. Matematika menjadi ilmu pengetahuan yang lebih fleksible dan dinamis, selalu dapat mengimbangi perkembangan zaman. Termasuk di masa digital sekarang, matematika menjadi salah satu bahasa program yang efektif dan efisien.

Untuk mendukung usaha pembelajaran yang mampu menunjukkan kekuatan matematika diperlukan guru profesional dan kompeten. Yaitu guru yang menguasai pembelajaran matematika, memahami karakteristik belajar siswa, dan dapat membuat keputusan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Beberapa komponen dalam standar guru matematika profesional adalah, 1) penguasaan dalam pembelajaran matematika, 2) penguasaan dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran matematika, 3) penguasaan dalam pengembangan profesional guru matematika, dan 4) penguasaan tentang posisi penopang dan pengembang guru matematika dalam pembelajaran matematika.

Salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika adalah dengan penggunaan Dakota (Dakon Matematika) dalam pembelajaran FPB (Faktor Persekutuan Terbesar) dan KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil). Dakota merupakan inovasi baru dalam media visual dalam pembelajaran matematika. Dakota menggabungkan antara permainan tradisional dan pembelajaran matematika modern. Selain menjadi media pembelajaran yang menyenangkan, dakota mampu melestarikan salah satu permainan tradisional yaitu dakon/congklak.

Sebelum siswa menggunakan alat peraga dakon terlebih dahulu siswa harus mengetahui dahulu tentang kelipatan dan faktor suatu bilangan. Berikut langkah untuk mencari KPK, 1) permainan ini dilakukan oleh dua orang. 2) Setiap orang memegang satu angka (misalnya mencari KPK dari 5 dan 2 maka orang pertama fokus pada angka 5 dan orang selanjutnya fokus pada angka 2). 3) Orang pertama yang memegang angka 5 maka dia akan menjalankan biji dakon (mengisi lobang lobang dakon) pada kelipatan lima. 4) Setelah orang pertama selesai maka orang kedua melanjutkan permainan dengan memasukkan biji dakon pada lubang kelipatan dua kemudian berhenti setelah biji dakon orang pertama dan biji dakon orang kedua berada pada satu lobang (lobang 10). 5) Biji pemain pertama dan pemain kedua berada pada lubang kesepuluh, maka 10 merupakan KPK dari 5 dan 2. 6) Permainan diulang dengan soal yang berbeda.

Langkah untuk mencari FPB meliputi, 1) mencari FPB dari 6 dan 4. 2) Maka orang pertama menaruh 6 biji dakon dalam lingkaran A dan orang kedua menaruh 4 biji dakon pada lingkaran B. 3) Orang pertama memperhatikan biji-biji pada lingkaran A dan orang kedua memperhatikan biji-biji pada lingkaran B. 4) Orang pertama meletakkan biji pada bilangan yang merupakan faktor dari 6 dan orang kedua meletakkan biji pada bilangan yang merupakan faktor dari 4. 5) Bilangan terbesar di mana terdapat 2 biji dengan warna berbeda merupakan faktor persekutuan terbesar dari kedua bilangan tersebut. Jadi 2 merupakan FPB dari 6 dan 4. 6) Permainan diulang dengan soal yang berbeda.

Hasil dari penerapan metode dakota, lebih mempercepat peserta didik dalam memahami FPB dan KPK. Terbukti, hasil belajar peserta didik memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). (bat1/ida)

Guru SD Bismo


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya