24 C
Semarang
Wednesday, 18 June 2025

Inkuiri Apresiatif BAGJA, Meningkatkan Prestasi Akademik dan Non Akademik

Oleh : Agus Suwanto, S.Pd., M.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Mengembangkan prestasi akademik maupun non akademik merupakan salah satu tugas penting sekolah sebagai garda depan institusi pendidikan. Segala upaya dilakukan sekolah untuk tugas penting tersebut. Berbagai tindakan dengan pendekatan berbeda telah dilakukan sekolah dengan efektivitas keberhasilan berbeda.

Dalam mengembangkan prestasi di SMPN 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal dibutuhkan manajemen perubahan tepat. Manajemen bertujuan mengelola perubahan positif yang diharapkan terjadi pada sekolah. Dengan harapan akan terjadi peningkatan prestasi akademik dan non akademik. Selama delapan bulan, SMPN Kaliwungu menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif BAGJA.

Inti inkuiri apresiatif adalah mengidentifikasi hal-hal baik yang telah ada di sekolah, mencari cara mempertahankan dan meningkatkannya. Sedangkan BAGJA merupakan akronim dari Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi. Kelima langkah utama BAGJA diimplementasikan dalam proses inkuiri apresiatif. Inkuiri apresiatif merupakan sebuah filosofi, suatu landasan berpikir berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang, suatu organisasi dan dunia di sekitarnya baik pada masa lalu, masa kini maupun masa depan (LPPKSPS: 2021).

Pertama Buat Pertanyaan Utama. Pertanyaan yang dibuat digunakan penentu arah perubahan. Misalnya bagaimana meningkatkan prestasi akademik dan non akademik peserta didik, bagaimana meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam peningkatan prestasi akademik dan non akademik, bagaimana membiasakan peserta didik selalu berprestasi melebihi yang sudah pernah raih.

Kedua Ambil Pelajaran. Langkah ini perlu menyusun pertanyaan-pertanyaan lanjutan untuk menemukan kekuatan/potensi/peluang melalui penyelidikan; mengapresiasi yang terbaik, menemukan inti positif, dan setiap pertanyaan dibuat dengan hati-hati dan bersifat positif. Beberapa pertanyaan yang bisa memandu seperti siapakah/sekolah manakah yang pernah berhasil mengembangkan prestasi akademik dan non akademik, bagaimana sekolah mengembangkan prestasinya, dan apa hasil pengembangan prestasi akademik dan non akademik sekolah tersebut.

Ketiga adalah Gali Mimpi. Komunitas sekolah berusaha menggapai mimpi sebagai kondisi ideal yang diinginkan bersama. Kondisi digambarkan secara rinci melalui narasi. Untuk menyusun narasi, pertanyaan-pertanyaan pemandu diperlukan adalah prestasi akademik dan non akademik apakah yang diinginkan bersama, apakah kebiasan baru yang dapat meningkatkan prestasi, dan sumber daya apakah yang tersedia untuk meningkatkan prestasi.

Keempat Jabarkan rencana. Tahapan ini merupakan proses pengidentifikasian tindakan yang diperlukan dan pengambilan keputusan. Agar berlangsung lancar, diperlukan pertanyaan sebagai berikut: Siapa penanggung jawab program, bagaimana dan kapan program akan dilaksanakan, bagaimana mengukur proses perubahan dan hasil perubahan, bagaimana caranya agar setiap orang dalam komunitas sekolah dapat berkontribusi meningkatkan prestasi, serta langkah inovatif apa yang digunakan untuk meningkatkan prestasi.

Kelima Atur Eksekusi. Mentransformasikan rencana menjadi kenyataan. Diperlukan pertanyaan-pertanyaan pemandu seperti siapa yang akan terlibat dalam mewujudkan rencana, siapa yang bertanggung jawab, siapa yang akan menindaklanjuti laporan progres pelaksanaan program.
Selama delapan bulan menerapkan inkuiri apresiatif BAGJA, ada banyak perubahan. Prestasi akademik siswa mulai meningkat. Nilai akademik dan prestasi lomba akademik yang meraih 15 lomba tingkat nasional dan 1 tingkat kabupaten. Begitu juga prestasi non akademik meraih 7 kejuaraan tingkat provinsi. Semua itu seiring dengan berbagai kebiasaan positif yang mendukung tercapainya prestasi semakin bertambah baik. (ump1/fth)

Kepala SMPN 1 Kaliwungu, Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya