RADARSEMARANG.COM, Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pengaruh pada tuntutan dunia pendidikan. Dinamisasi zaman yang senantiasa melaju dengan cepat menuntut dunia pendidikan untuk selalu melakukan perubahan dalam mengatasi masalah-masalah pendidikan. Mutu pendidikan dapat terwujud jika proses belajar-mengajar diselenggarakan secara interaktif. Artinya, adanya kegiatan interaksi dari tenaga pengajar (guru) yang melaksanakan tugas mengajar di satu pihak, dengan peserta didik yang sedang melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain.
Cara membimbing atau mengarahkan, menangani jumlah siswa yang besar, menyediakan waktu yang cukup serta didukung fasilitas yang sempurna menjadi hal yang harus diperhatikan dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman A.M,1986:2)
Seyogyanya proses belajar mengajar yang interaktif dapat berjalan, tetapi seringkali sulit diwujudkan dalam praktik kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal ini karena proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa masih belum maksimal. Seperti halnya proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MI Negeri 1 Magelang masih ditemui gejala rendahnya minat siswa, sehingga hasil belajar dari mata pelajaran SKI masih rendah.
Hal itu disebabkan karena dipahami oleh guru dan siswa bahwa materi pendidikan SKI bersifat hafalan. Di samping itu, metode pembelajarannya yang dilakukan masih monoton. Dengan demikian, anak menjadi bosan, menganggap materi kurang menarik bahkan memberatkan. Akibatnya, pembelajaran tidak interaktif, kurang menarik, dan hanya mengejar target menyelesaikan pokok bahasan.
Perlu dicari suatu strategi pembelajaran dengan menggunakan metode yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi terutama dengan mempertimbangkan keadaan peserta didik yang akan belajar. Strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan (Hamruni,2012:1).
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang tepat siswa akan lebih cepat memahami apa yang disampaikan oleh guru sehingga prestasi belajarnya akan meningkat. Salah satu strategi yang bisa kita gunakan adalah Team Quiz. Strategi ini lebih menitikberatkan pada kerjasama tim dan sikap tanggung jawab siswa melalui cara yang menyenangkan yaitu dengan tebak-tebakan.
Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan sebagai berikut: Bagilah peserta didik menjadi 3-4 kelompok, masing-masing kelompok memilih materi/topik yang akan di presentasikan, jelaskan bentuk sesinya dan mulailah presentasi, mintalah tim A sebagai pemimpin menyiapkan quis dalam bentuk soal yang berjawaban singkat, Tim A menguji Tim B jika Tim B tidak bisa menjawab tim C diberi kesempatan untuk menjawabnya, Tim B menguji tim C jika tim C tidak bisa menjawab maka tim A diberi kesempatan menjawabnya, Tim C menguji tim A jika tim A tidak bisa menjawab maka tim B diberi kesempatan untuk menjawabnya, Jika quiz telah selesai, lanjutkan dengan bagian kedua tim B sebagai pemimpin quiz dan jika tim B telah selesai maka lanjutkan tim C sebagai pemimpin quiz. Apabila waktu masih memungkinkan permainan bisa di ulang kembali dari awal.
Demikian tahapan pembelajaran dengan strategi ini dilakukan. Harapannya dengan belajar sambil bermain tebak-tebakan peserta didik akan merasa senang dan akhirnya hasil nilai peserta didik akan meningkat.
Proses pembelajaran harus dibuat dengan mudah sekaligus menyenangkan agar siswa tidak tertekan dan merasa bosan terhadap suasana di kelas, serta apa yang diajarkan oleh gurunya. “Dari Anas RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : dan mudahkanlah dan jangan kamu persulit, gembirakanlah dan janganlah kamu membuat lari. “ (HR. Bukhori). (ump1/aro)
Guru MIN 1 Magelang