RADARSEMARANG.COM, BAHASA Inggris adalah salah satu mata pelajaran yang sering dihindari siswa. Dalam pelajaran bahasa Inggris ada empat keahlian yang bisa dipelajari siswa, yaitu mendengarkan (listening), membaca (reading), menulis (writing) dan berbicara (speaking). Tetapi, sebagian siswa sulit berbicara (speaking). Masalah yang paling sering terjadi yaitu siswa sering kali tidak lancar dalam berbahasa Inggris.
Pertama, karena kurang terbiasa untuk berbicara bahasa Inggris. Kedua, siswa kerap terlihat berpikir terlebih dahulu dengan apa yang akan dibicarakan. Ketiga, kurangnya vocabulary yang dimiliki. Keempat, siswa tidak merasa percaya diri saat berbicara dalam bahasa Inggris, entah pengucapan yang salah ataupun dengan dialek medog sehingga membuat mereka malu dan takut jika orang-orang menertawakan pengucapannya yang salah.
Dengan permasalahan tersebut, guru harus memutar otak mencari metode yang pas untuk mengajar siswa dalam pembelajaran speaking. Salah satunya yaitu dengan melakukan role playing. Jadi, apakah role playing itu? Menurut Sandra de Young dalam Anis (2020), role playing game adalah salah satu pembelajaran yang berupa sandiwara atau drama. Pada pembelajaran ini siswa diharuskan untuk melakukan suatu drama dengan memainkan sebuah peran. Model pembelajaran ini dimanfaatkan oleh guru untuk variasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas bahasa Inggris. Pembelajaran seperti ini tujuannya adalah agar siswa bisa meningkatkan daya kreativitas dan imajinasinya.
Metode ini penulis terapkan saat mengajar siswa kelas XII SMKN H Moenadi Ungaran saat mempelajari materi news item text di semester genap. Berdasarkan Oxford English Dictionary, the news item is a text which informs readers about events of the day. Bisa diartikan, News Item Text adalah jenis teks yang memberikan informasi akan sebuah peristiwa penting yang layak dijadikan berita (news).
Dalam role playing, siswa diminta bermain peran sebagai imaginary news anchor (pembawa acara berita imajiner). Siswa diminta berlakon seolah-olah mereka adalah pembawa berita sesungguhnya yang sering mereka lihat di televisi ataupun media yang lain. Tentunya dengan menggunakan bahasa Inggris. Model ini bisa menjadi variasi yang bagus karena pada implementasinya akan menuntut siswa untuk berekspresi, baik dari segi pikiran maupun perasaan.
Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut, pertama, guru melakukan persiapan dengan menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan berbentuk teks singkat pembawa acara berita dalam bahasa Inggris, kemudian guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 4-5 orang.
Setiap kelompok menunjuk perwakilan kelompok untuk mempelajari skenario dan berperan sebagai pembawa acara berita imajiner dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Saat proses KBM, pertama-tama guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai. Setelah itu, meminta para siswa yang sudah ditunjuk untuk memerankan skenario yang sudah dipersiapkan, yaitu berperan sebagai pembawa acara yang sedang membawakan berita secara lisan menggunakan bahasa Inggris.
Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan. Kemudian, siswa yang lain diberikan lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian atas penampilan kelompok yang maju, baik tentang penampilan ataupun struktur teksnya. Setelah itu masing-masing kelompok menyampaikan hasil pengamatannya. Guru dan siswa mendiskusikan penampilan-penampilan yang sudah dilakukan. Selanjutnya guru memberikan kesimpulan secara umum. Setelah memberikan kesimpulan semua hasil diskusi di evaluasi.
Walaupun dengan metode role playing bisa memakan waktu yang lama, tapi dengan metode ini kelas menjadi lebih menyenangkan dan materi yang dipelajari akan lebih mudah dipahami karena berkesan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. (tt2/ida)
Guru Bahasa Inggris SMKN H Moenadi Ungaran