RADARSEMARANG.COM, MASA kanak-kanak merupakan masa yang tepat untuk memulai memberikan berbagai stimulus agar anak dapat berkembang secara optimal. Apa yang dipelajari seseorang di awal kehidupan akan mempunyai dampak pada di masa yang akan datang. Operasionalisasi pendidikan bagi anak-anak usia dini dan anak-anak Pra Sekolah (TK) akan lebih bermakna, jika dilakukan melalui metode pendidikan yang dapat menyenangkan, edukatif, sesuai dengan bakat, dan pembawaannya.
Oleh karena itu, mereka butuh permainan sebagai media pendidikan dalam pembelajaran di sekolah. Sebagai guru di TK Pertiwi Kutoharjo, penulis harus menerapkan model pembelajaran secara bermain, karena bermain merupakan dunianya anak-anak. Dimana dan dengan siapa mereka berkumpul disitu pula akan muncul permainan. Melalui bermain, mereka akan mengenal sekaligus belajar pintar berbagai hal tentang kehidupannya, juga dapat melatih keberanian dan menumbuhkan kepercayaan diri, baik dengan menggunakan alat maupun tidak memakai alat (peraga).
Dalam penggunaan alat permainan hendaknya memenuhi syarat untuk mengembangkan berbagai keterampilan anak sesuai dengan tingkat usia dan memperhatikan sifat-sifat perkembangan. Secara kreatif guru dapat membuat dan menggunakan alat permainan yang berasal dari lingkungan sekitar dan memanfaatkan barang-barang bekas ataupun media-media yang sudah ada atau tersedia. Dalam hal ini penulis menggunakan berbagai macam balok terutama pada balok angka.
Sebagai tujuan mendasar dalam rangka untuk mencapai hasil belajar seperti tersebut di atas. Berbagai upaya telah dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode, media dan alat pembelajaran yang ada di sekolah. Akan tetapi berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan di kelas B pada TK Pertiwi Kutoharjo ditemukan adanya masalah, baik itu kemampuan mengenal konsep membilang dengan beberapa realitas pada pembelajaran yang dilaksanakan sebagaimana dalam pemaparan berikut.
Yakni, ketika guru menyampaikan apersepsi dan memberikan tugas kepada anak untuk melakukan kegiatan konsep berhitung yang berhubungan dengan makanan yang sering dijumpai anak dalam kehidupan sehari-hari. Ternyata anak belum bisa menghitung dengan hasil yang benar. Hanya ada beberapa anak saja yang mampu menjawab dengan benar yaitu sekitar 25 persen dari jumlah anak di kelompok B.
Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, maka saya bermaksud mengkaji dan membahas permasalahan secara umum. Yaitu sejauh mana perkembangannya saat sebelum penggunaan alat permainan balok angka dengan hasil pada saat penulis menggunakan balok sebagai media untuk bermain. Dari hasil kajian yang sudah penulis lakukan, ternyata dengan menggunakan peraga atau media balok dapat terlihat hasil yang sangat singnitif yaitu baik minat belajar maupun kemampuan anak dalam mengenal warna, benuk, angka maupun huruf dapat terlihat sangat memuaskan dan berhasil lebih dari 85 persen dari awalnya. Hal ini membuktikan bahwa dengan bermain balok angka, anak akan lebih pintar.
Pada intinya anak akan menjadi pintar melalui permainan edukatif suatu permainan yang sangat menyenangkan, melalui bermain menggunakan balok angka dapat mendidik dan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, berpikir, serta bergaul dengan lingkungan saat bermain. Sedangkan dengan cara mengajar yang monoton, membuat anak merasa bosan, tetapi bila disampaikan dengan bentuk yang berbeda-beda akan memberikan kesegaran pada anak. Selain itu, menambah suasana belajar yang menyenangkan dan mampu membangkitkan motivasi belajar. (kd/ida)
Guru TK Pertiwi Kutoharjo Kaliwungu