RADARSEMARANG.COM, Di era pandemi Covid-19, kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara daring/online. Di SMP Negeri 5 Pemalang juga melaksanakan sesuai aturan yang berlaku. Hampir dua tahun kemudian, akhirnya peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Setelah lama melaksanakan kegiatan belajar dari rumah (BDR) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah menjadi angin segar bagi dunia pendidikan. Walaupun secara terbatas kegiatan belajar mengajar dapat berjalan sesuai harapan dan dilaksanakan dengan protokol kesehatan.
Penulis mengajar bahasa Inggris kelas VIII semester tentang “Belajar Tingkat Perbandingan (degree of comparison). Pembelajaran menggunakan metode flash card. Media flash card (kartu bergambar) sangat membantu peserta didik meningkatkan hasil belajarnya. Karena setelah hampir dua tahun belajar melalui daring/online, kegiatan pembelajaran di sekolah menjadi sesuatu yang baru bagi mereka.
Mereka masih tampak canggung dan kurang percaya diri ketika belajar bahasa Inggris di kelas.
Pada K.D. 3.9 Menerapkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda, sesuai dengan konteks penggunaannya (perhatikan unsur kebahasaan degree of comparison). 4.9 Menyusun teks interaksi transaksional lisan dan tulis sangat pendek dan sederhana yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait perbandingan jumlah dan sifat orang, binatang, benda, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
Pada pembelajaran ini guru mempersiapkan flash card (kartu bergambar) terlebih dahulu. Peserta didik menyimak dan menirukan guru membaca interaksi yang menggambarkan perbandingan jumlah dan sifat orang, benda, binatang yang diambil dari flash card tersebut.
Sebagai stimulus guru menunjuk beberapa peserta didik untuk menyebutkan tingkat perbandingan positif, komparatif dan superlatif yang telah diajarkan. Sebagian dari mereka ada yang mampu menyebutkan tingkat perbandingan tersebut, namun ada juga yang belum mampu.
Setelah flash card dibagikan kepada peserta didik untuk diamati dan dipelajari, ternyata mereka lebih antusias jika dibantu dengan media flash card. Proses pembelajaran ini sangat membantu peserta didik kelas VIII, untuk materi perbandingan meskipun model ini cukup sederhana.
Model pembelajaran menurut Joyce dan Well (1986: 14-15) sebagai sebuah metode, cara atau strategi dalam kegiatan belajar dan mengajar yang harus memiliki empat unsur. Yaitu sintak, sistem sosial, prinsip reaksi, dan sistem pendukung.
Pada kegiatan pembelajaran berikutnya, guru membagikan flash card yang berisi gambar-gambar tingkat perbandingan terkait sifat, jumlah binatang, manusia ataupun benda kepada peserta didik dan dikerjakan di buku tugas masing-masing. Setelah selesai mereka bisa mempresentasikan atau maju ke depan kelas dikerjakan pada papan tulis.
Sehingga peserta didik yang lain bisa membantu mengoreksi atau membetulkan setiap pekerjaan yang tidak sesuai. Ternyata mereka terlihat sangat asyik dan luar biasa, setiap dibagikan flash card dengan materi tingkat perbandingan yang berbeda. Sambil berdiskusi dengan teman sebaya dan dibantu guru. Sehingga anak-anak yang biasanya canggung dan malu-malu untuk mengerjakan di depan kelas, berangsur-angsur lebih percaya diri.
Menurut Sani (2013: 158), metode pembelajaran merupakan langkah operasional dan strategi pembelajaran yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran tentang tingkat perbandingan di kelas VIII menggunakan media flash card mengurangi kejenuhan dan menambah antusiasme belajar bahasa Inggris. Pendidik selalu berusaha agar peserta didik giat belajar untuk menyongsong masa depan gemilang. Diharapkan peserta didik SMP Negeri 5 Pemalang semakin semangat, tekun belajar bahasa Inggris. Sehingga dapat membantu membuka cakrawala dunia di era globalisasi ini. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional sebagai jembatan untuk meraih masa depan yang lebih baik. (ump1/lis)
Guru SMP Negeri 5 Pemalang