RADARSEMARANG.COM, Menulis adalah suatu kegiatan yang mengekspresikan perasaan penulis pada lembaran kertas. Rangkaian kalimat menjadi beberapa paragraf yang membuat kesatuan teks yang padu dan rapi disajikan.
Dalam pembelajaran teks naratif pada siswa kelas IX SMPN Negeri 5 Pemalang hasilnya belum optimal. Untuk itu guru perlu menggunakan metode tertentu agar siswa dapat memahami materi teks naratif sehingga hasilnya memuaskan. Penulis menggunakan metode pembelajaran dengan media gambar pada materi teks naratif.
Metode pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai pembelajaran tertentu (Ibrahim dkk, 2006).
Menulis teks naratif terdapat pada KD. 3.11. memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks naratif berbentuk cerita rakyat, sesuai dengan konteks penggunaannya, dan pada KD. 4.12. menangkap makna teks naratif, lisan dan tulis, berbentuk cerita rakyat, pendek dan sederhana.
Kreativitas, keterampilan, dan tata bahasa yang baik dituntut siswa untuk menulis pada teks naratif. Siswa harus memperhatikan unsur bahasa yang digunakan, struktur teks dan bentuk waktu yang dipakai pada teks tersebut. Kita sering melihat cerita yang diwakili oleh gambar-gambar menarik yang tersusun sesuai isi cerita rakyat atau dongeng. Gambar-gambar itu dapat ditemukan pada buku cetak, buku cerita atau gambar yang terdapat pada tembok-tembok bangunan tertentu yang mengisahkan cerita rakyat ataupun legenda.
Penulis memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan sendiri apa yang mereka lihat dan urutan gambar-gambar tersebut dalam sebuah teks naratif. Gambar-gambar tersebut boleh dipilih sendiri yang menurut mereka paham isi ceritanya. Penulis memberikan kebebasan menulis teks naratif baik cerita lokal maupun cerita dari luar negeri. Siswa merasa ini pengalaman yang menarik, dimana harus menulis kalimat-kalimatnya dalam simple past tense yang harus memperhatikan struktur teks yang berurutan.
Penulis tidak sekadar memberikan perintah kepada siswa membuat sebuah teks naratif, tetapi terlebih dahulu diberi materi simple past tense. Teks naratif bertujuan untuk menghibur para pembaca atau penonton dan isi ceritanya berisi khayalan. Memang peristiwa lampau ini ada yang benar-benar terjadi atau merupakan sebuah pengalaman pribadi seseorang yang dinamai teks recount dan peristiwa lampau yang bersifat khayalan untuk menghibur pembaca atau penonton dinamai teks naratif. Maka penulis mengingatkan kepada siswa agar tidak terjebak atau terbalik antara teks recount dengan teks naratif.
Teks recount berisi peristiwa pengalaman pribadi seseorang, atau perjalanan hidup seseorang tetapi mengandung struktur orientation (pengenalan), event (peristiwa), dan reorientation (kesimpulan). Sedang teks naratif berstruktur orientation (pengenalan), complication (masalah), dan resolution (penyelesaian masalah).
Gambar-gambar dipasangkan sesuai alur cerita rakyat atau legenda. Gambar dapat diperoleh dari sumber internet contoh cerita Keong Emas. Gambar yang sudah diurutkan diberi penjelasan dalam kalimat-kalimat berbentuk simple past tense. Gambar yang menarik tersebut akan mendorong siswa untuk menyusun kalimat-kalimat yang padu sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.
Menulis sebuah teks naratif ini memang membutuhkan waktu yang cukup sehingga siswa diberi waktu meneruskan di rumah dan dikumpulkan pada waktu pertemuan berikutnya. Penulis juga memberi kesempatan bagi siswa yang menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami.
Menyusun kalimat-kalimat dalam simple past tense siswa diperbolehkan membuka kamus bila kesulitan, tetapi tidak diizinkan menggunakan google translate. Karena dikhawatirkan siswa malas untuk berfikir. Hasil akhir dari tugas yang dikumpulkan siswa, penulis dapat melihat kemampuan ragam bahasa tulis mereka. (ump1/lis)
Guru Bahasa Inggris SMPN 5 Pemalang