32 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Belajar Puisi Asyik dengan Kereta Puisi

Oleh : Dewi Nur Laksmi Astutiningtyas, S.Pd

Artikel Lain

RADAREMARANG.ID, Materi pelajaran Bahasa Indonesia, terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dipahami dan dikuasai peserta didik. Yakni keterampilan membaca, mendengarkan atau menyimak, berbicara dan menulis. Membaca dan menyimak merupakan keterampilan berbahasa reseptif (menerima pengertian) karena seseorang tidak perlu memproduksi bahasa melainkan menempatkan peserta didik untuk dapat menerima dan memahami bahasa. Sedangkan berbicara dan menulis adalah keterampilan berbahasa produktif. Dua keterampilan ini sifatnya keterampilan aktif.

Pada materi puisi peserta didik diharapkan mampu menginterpretasikan ide atau pikiran ke dalam bentuk tulisan. Sehingga menjadi sebuah puisi. Namun, kondisi kesiapan belajar yang belum maksimal usai pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi kerap menimbulkan kendala. Diantaranya kurangnya kemampuan peserta didik dalam memahami materi puisi. Kondisi ini diakibatkan kurangnya pembiasaan literasi yang terkontrol oleh guru secara langsung. Sehingga minat baca dan tulis rendah. Hal ini tentu berpengaruh pada kemampuan menulis puisi pada peserta didik.

Permasalahan tersebut juga dialami peserta didik kelas IV Sekolah Dasar Negeri 4 Banyuringin, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal. Melihat itu, guru berusaha untuk menumbuhkan minat peserta didik terhadap puisi. Sebelum peserta didik diminta untuk membuat puisi, guru mengajak mereka memahami penyusunan kata maupun kalimat. Sehingga menjadi sebuah bait puisi yang tepat. Hal ini mendorong penulis untuk membuat media pembelajaran puisi yaitu “Kereta Puisi”.

Kereta Puisi adalah sebuah media pembelajaran berbasis permainan. Media ajar ini dibuat dari styrofoam, kertas origami warna-warni, gunting, lem, dan spidol. Guru terlebih dahulu membuat bentuk kereta api menggunakan kertas lipat dengan jumlah gerbong menyesuaikan jumlah baris pada bait puisi. Selanjutnya kertas berbentuk kereta ditempelkan pada papan styrofoam.

Saat menempelkan kertas, guru juga menyisakan ruang kosong di bagian tengah gerbong. Ini sebagai tempat kartu kalimat puisi. Untuk menimbulkan ketertarikan peserta didik, media ini dapat dihias agar lebih bagus. Setelah itu, guru menyiapkan kartu kalimat puisi dan menuliskan satu kalimat puisi di tiap kartu puisi sebanyak baris pada bait puisi yang telah ditentukan.

Penggunaan media ini dimulai dengan membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok. Guru membagikan kartu puisi kepada masing-masing kelompok. Kemudian mereka diminta untuk menyembunyikan agar anggota lain tidak melihat isi kartu miliknya. Kelompok yang sudah mendapatkan kartu secara bergantian memasukkan kartu puisi ke dalam gerbong kereta puisi. Sesuai urutan. Sehingga membentuk bait puisi yang tepat.

Bagi kelompok yang meletakkan kartu dengan benar akan mendapatkan reward. Walaupun tidak semua kelompok mengurutkan kartu puisi dengan baik dan benar, guru tetap memberikan apresiasi dan penguatan. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan refleksi bersama.

Pemahaman peserta didik terhadap kaidah penulisan puisi dari segi penyusunan kalimat terkadang belum tepat. Untuk itu guru harus kreatif dalam memilih model dan media ajar yang tepat. Dengan pembelajaran berbasis permainan menggunakan media ajar Kereta Puisi, peserta didik kelas IV SDN 4 Banyuringin menjadi lebih tertarik. Mereka antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar. Peserta didik lebih mudah memahami bagaimana cara menyusun kalimat-kalimat menjadi bait-bait puisi indah. Sesuai dengan kaidah penulisan puisi yang tepat. (kd/fth)

Guru kelas IV SD Negeri 4 Banyuringin, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya