RADARSEMARANG.COM, Secara umum pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat aspek yaitu, menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek keterampilan Bahasa tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu, bahasa lisan dan bahasa tulis. Pembelajaran secara lisan mencakup berbicara dan menyimak sedangkan bahasa secara tulis mencakup dua aspek yaitu membaca dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran.
Keterampilan berbahasa yang menjadi fokus dalam kajian ini adalah keterampilan menulis yang diajarkan di sekolah dasar kelas rendah. Keterampilan menulis mempunyai arti dengan mengarang. Menulis atau mengarang bukanlah kegiatan yang gampang atau kegiatan yang sederhana. Menulis memerlukan motivasi atau dukungan yang tetap. Mengajarkan keterampilan menulis di sekolah dasar untuk kelas rendah merupakan langkah strategis untuk melatih kemampuan siswa dalam menulis.
Menyimak merupakan suatu kemampuan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran terutama muatan pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam kegiatan menyimak melibatkan beberapa panca indra kita. Siswa yang pandai menyimak materi pelajaran biasanya dia tergolong anak yang pandai dan bisa dipastikan mendapatkan nilai yang baik. Ooleh karena itu kemampuan menyimak sangat dibutuhkan di setiap jenjang kelas di sekolah dasar.
Menurut Poerwadarminta (1984: 941), menyimak adalah mendengar atau memerhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Menyimak merupakan proses pendengaran, mengenal dan menginterprestasikan lambang-lambang lisan, sedangkan mendengar adalah suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan makna itu.
Sementara menurut Tarigan (1993: 20), pengertian menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, argumentasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap serta, memahami makna komunikasi yang disampaikan si pembicara melalui ucapan atau bahasa lisan. Dari uraian di atas, maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa menyimak adalah mendengarkan serta memerhatikan baik-baik apa yang dibaca atau diucapkan oleh si pembicara serta menangkap dan memahami isi dan makna komunikasi yang tersirat di dalamnya.
Kegiatan menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang cukup kompleks karena melibatkan berbagai proses menyimak dalam saat yang sama. Pada saat menyimak mendengar bunyi berbahasa, pada saat itu pula mentalnya aktif bekerja mencoba memahami, menafsirkan apa yang disampaikan pembicara, dan pada saat itu ia harus menerima respons. Pada dasarnya respons yang diberikan itu akan terjadi setelah terjadinya integrasi antara pesan yang didengar dengan latar belakang pengetahuan dan pengalaman penyimak. Respon itu bisa sama dengan yang dikehendaki pembicara dan bisa pula tidak sama.
Sementara itu contextual teaching learning (CTL) merupakan suatu model pembelajaran yang memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengelola, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret dan mengaitkan kehidupan nyata siswa (Komalasari, 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fadhli pada tahun 2020, Efektivitas Pelatihan Contextual Teaching and Learning (CTL) Guna Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah Dasar di Pulau Sebatik, metode pembelajaran Contextual teaching and learning (CTL) dapat meningkatkan kompetensi pedagogis guru.
Pelatihan penerapan metode contextual teaching and learning (CTL) juga dapat membuka wawasan baru bagi para guru. Metode dan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar peserta didik. Di samping itu, metode CTL dapat diterapkan pada berbagai kurikulum dan di berbagai macam kelas, bagaimanapun keadaannya, sehingga memudahkan guru pintar untuk mengajar di masa pandemi ini.
Terdapat tujuh komponen dalam proses pembelajaran contextual teaching and learning. Komponen-komponen tersebut yaitu kontruktivisme, menemukan inquiry, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya. Dengan menggunakan contextual teaching and learning guru dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa secara maksimal. (pb2/ton)
Guru Kelas di SD Negeri 2 Karanganyar Kecamatan Karanganyar