RADARSEMARANG.COM, Dalam pertumbuhannya masa kanak-kanak adalah masa keemasan. Biasanya disebut dengan golden age. Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang dilalui oleh anak sejak dari lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak siap dalam memasuki pendidikan selanjutnya.
PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang terfokus pada arah pertumbuhan dan enam perkembangan. Yaitu perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik yaitu koordinasi motorik kasar dan halus, kecerdasan atau kognitif yaitu daya pikir dan daya cipta, sosial emosional yaitu sikap dan emosi, bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan berdasarkan kelompok usia yang telah dilalui oleh anak.
Salah satu aspek yang dikembangkan ditaman kanak-kanak adalah perkembangan bahasa. Menurut Chaer dan Agustina dikutip Yanti, dkk (2016:1) bahasa adalah alat untuk berinteraksi dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
Kecerdasan berbahasa disebut juga dengan kecerdasan linguistik, yaitu kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif baik secara lisan maupun tulisan. Lewat bahasa lisan maupun tulisan anak dapat mengucapkan dan menuliskan kata seperti nama sendiri nama orang lain dan nama-nama benda yang ada di sekitarnya.
Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti pada kelompok A TK Negeri Pembina Watukumpul, Kabupaten Pemalang diperoleh informasi media yang pernah digunakan dalam pengenalan huruf dan kata bermakna hanya menggunakan media seperti poster huruf, kartu huruf bergambar, huruf yang digunting.
Kemudian diberi perekat, dan anak menyusun huruf menjadi kata pada papan flannel/styrofoam kemudian merekatkan abjad pada flannel/styrofoam tersebut. Dan di kelompok B1 memperoleh informasi media yang digunakan dalam pengenalan huruf dan kata berupa buku, kartu huruf bergambar, dan poster huruf. Sedangkan di kelompok B2 diperoleh infomasi bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam pengenalan kata bermakna berupa buku, poster gambar, dan alat permainan edukatif seperti balok huruf.
Penelitian ini bertujuan untuk mengenalan kata bermakna dengan pengembangkan media interaktif. Pengenalan kata bermakna dengan pengembangan media interaktif ini menggunakan kombinasi model pengembangan ADDIE dan evaluasi Tessmer. Model pengembangan ADDIE terdiri dari lima tahap, yaitu tahap analisis, perancangan, pengembangan, implementasi, dan tahap evaluasi.
Pada tahap evaluasi dilakukan evaluasi formatif yang dikemukakan oleh Tessmer terdiri dari tahapan tertentu. Yaitu tahap self evaluation, expert review, one-to-one evaluation, small group evaluation. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, lembar validasi, dan observasi. Hasil expert review diperoleh nilai rata-rata hasil penilaian dari media interaktif dalam pengenalan kata bermakna oleh ahli media didapatkan hasil 3,56 % dan ahli materi sebesar 3,81%.
Sehingga diperoleh rata-rata sebesar 3,68 % (kategori sangat valid). Tahap one to one evaluation dilakukan oleh tiga orang siswa yang menggunakan media interaktif dalam pengenalan kata bermakna didapatkan rata-rata hasil observasi anak 75% (praktis).
Tahap small group evaluaion dilakukan oleh sembilan orang siswa yang menggunakan media interaktif dalam pengenalan kata bermakna didapatkan rata-rata hasil observasi anak 79,16% (praktis), tahap field test tidak dilaksanakan dikarenakan hanya menguji tingkat kevalidan dan kepraktisan. Tidak sampai pada efek potensial dari penggunaan produk media interaktif. Dari semua tahap yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pengenalan kata bermakna dengan media interaktif dinyatakan valid dan praktis bagi anak. (ump1/lis)
Guru TK Negeri Pembina Watukumpul, Kabupaten Pemalang