28 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Menggugah Antusiasme Siswa melalui Drama dalam Pembelajaran Teks Naratif

Oleh : Sri Endang Ambarwati

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang menjadi salah satu mata pelajaran di tingkat SMP. Sebagian peserta didik menganggap pelajaran ini tidak mudah. Penguasaan kosakata, struktur yang sangat berbeda dan ejaan serta lafal yang tidak sama dengan tulisan menjadi alasan bagi anak-anak tingkat SMP tidak menyukai pelajaran ini.

Bahasa Inggris sebagai ’means of communication’ memang harus dipraktikkan. Menjadi tantangan tersendiri bagi guru bahasa Inggris untuk menjadikan peserta didik lebih antusias mengikuti pembelajaran yang bermakna, efektif, dialogis dan menyenangkan.

Karakteristik materi pelajaran bahasa Inggris khususnya pada aspek keterampilan cenderung menekankan pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu diperlukan teknik pembelajaran yang bisa meningkatkan motivasi siswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris.

Dalam Permendikbud No 22 Tahun 2016 dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Pembelajaran narrative text dengan menerapkan teknik drama menjadi satu alternatif untuk mengaktifkan peserta didik kelas IX di SMP Negeri 1 Grabag tahun pelajaran 2021 /2022 berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Narrative text merupakan salah satu jenis teks yang berupa dongeng sarat dengan konflik atau masalah yang kemudian dicari resolusinya (Sirait : 1985).

Tujuan dari teks naratif adalah menghibur pembaca/pendengar/penonton dengan cerita atau dongeng tersebut. Drama adalah komposisi berdasarkan cabang seni yang terbagi menjadi dua. Yakni drama dalam bentuk teks tertulis dan drama yang dipentaskan (Wildan). Plot menjadi kunci sukses drama. Penetapan plot akan menahan emosi penonton untuk betah duduk dan menyaksikan pentas Suwardi (2011:24-25).

Guru sebagai fasilitator sekaligus motivator mempunyai kemampuan untuk menentukan teknik pembelajaran yang bisa meningkatkan kreativitas peserta didik sehingga tercipta pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Tahapan-tahapan dalam pembelajaran narrative text yang menerapkan teknik drama yaitu tahap pertama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menekankan fairytale/dunia peri sebagai temanya.

Tahap kedua pengorganisasian kelompok. Pada tahap ini, guru memberi kebebasan kepada peserta didik untuk memilih anggota kelompoknya. Hal ini dimaksudkan untukmemberikan rasa nyaman di awal pesta didik bekerja sama dengan dengan kelompoknya dan juga tercipta kekompakan dan keceriaan sesama anggota kelompok. Tahap ketiga, kelompok yang sudah terbentuk mulai menentukan judul dari dongeng/cerita fairy tale misalnya Cinderella, Snow White, Rapunzel dan lainnya.

Tahap empat, guru melakukan pembimbingan kepada peserta didik dalam penyusunan naskah drama. Dalam tahap ini, guru memberi kebebasan kepada peserta didik untuk mencari sumber belajar. Misalnya dengan browsing melalui internet. Peserta didik mengembangkan dialog dan memastikan sesuai dengan judul yang sudah diputuskan kelompoknya. Masing-masing anggota kelompok mendapatkan peran yang adil dan proporsional dalam plot drama tersebut.

Tahap kelima adalah latihan-latihan secara berkelanjutan yang batas waktunya ditentukan oleh guru. Di tahap ini, peserta didik harus benar-benar menguasai dialog dalam drama tersebut sesuai peran masing-masing.

Tahap terakhir atau tahap keenam adalah saatnya peserta didik menampilkan drama di ruang terbuka. Misalnya di halaman sekolah yang bisa ditonton oleh seluruh warga sekolah. Peserta didik menampilkan drama mereka dengan mengenakan kostum sesuai jalan cerita dalam drama tersebut. Mereka tampil penuh keceriaan dan totalitas layaknya pertunjukan.

Peran guru di tahap ini adalah melakukan penilaian. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian proses. Yaitu dari awal terbentuknya kelompok sampai peserta didik menampilkan drama mereka.

Dapat disimpulkan, pembelajaran narrative text dalam cerita fairy tale bisa mengembangkan imajinasi peserta didik dan meningkatkan motivasi siswa berkomunikasi dalam bahasa Inggris. (gr1/lis)

Guru Bahasa Inggris SMPN 1 Grabag, Kabupaten Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya