RADARSEMARANG.COM, BAHASA Inggris diajarkan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi karena sebagai bahasa internasional. Pembelajaran bahasa inggris di tingkat sekolah menengah mencakup empat ketrampilan yaitu Menyimak (Listening), Berbicara (Speaking), Membaca (Reading), dan Menulis (Writing) secara terintegrasi (Permendiknas 22/2006).
Dalam kehidupan kita terlibat dalam komunikasi lisan maupun tulisan, berpartisipasi aktif dalam percakapan, membaca, menulis jadi secara otomatis mengaktifkan kompetensi wacana. Artinya ketrampilan mendengar, berbicara, membaca maupun menulis merupakan ketrampilan yang berkaitan.
Seseorang dikatakan berhasil dalam pembelajaran bahasa inggris kalau dia bisa menyimak (listening), menulis (writing), membaca (reading) lalu mengucapkannya (speaking) dengan benar. Di dalam pembelajaran bahasa inggris ada lima jenis bacaan yang diajarkan yaitu Recount, Report, Descriptive, Procedure dan Narrative text (Permendiknas nomor 22/2006).
Kelimanya diajarkan dari kelas 7 – 9. Descriptive text salah satunya. Marsada (2010 : 2), berpendapat bahwa Descriptive text adalah teks yang menjelaskan tentang seperti apakah orang atau benda yang dideskripsikan baik bentuknya, sifatnya, jumlahnya dan lain-lain.
Struktur bacaan (generic strucure) : pertama, Identification (identifikasi) : pendahuluan, berupa gambaran umum tentang suatu topik. Kedua, Description (deskripsi) : berisi tentang ciri-ciri khusus yang dimiliki benda, tempat atau orang yang dideskripsikan. Ciri-ciri Descriptive Text adalah menggunakan simple present tense, attribute verb, seperti be (am, is are), hanya fokus pada satu obyek tersebut. (Kursumadahbahasa inggris.com/2013).
Guru harus bisa menerapkan metode pembelajaran yang sesuai. Think Pair Share adalah sebuah metode pembelajaran yang melibatkan siswa dalam pembentukan kelompok secara berpasangan, dalam hal ini mereka akan saling berbagi ide. Ide itu dapat mereka munculkan melalui wawancara.
Dalam melakukan wawancara, mereke membawa pedoman yang merupakan garis besar tentang hal yang ditanyakan. Jadi secara khusus metode yang digunakan pada pembelajaran model Think Pair share adalah Wawancara (interview) sehingga mereka bisa saling tanya jawab tentang ide mereka dan hasilnya mereka bagikan. Dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa pada pembelajaran bahasa inggris dengan ketrampilan berbicara pada descriptive text.
Kurikulum saat ini menargetkan siswa bisa berkomunikasi lisan maupun tertulis. Seseorang dikatakan belum menguasai bahasa inggris kalau dia belum bisa berkomunikasi dengan lancar walaupun mendapat nilai yang baik. Dikarenakan penguasaan kosa kata atau tata bahasa masih kurang.
Diharapkan guru tidak menggunakan metode ceramah karena ceramah cenderung menempatkan siswa pada posisi yang pasif sehingga pembelajaran yang di dapat kurang maksimal dikarenakan keyakinan bahwa belajar adalah proses transformasi informasi dari guru ke anak. Guru memberikan informasi dan siswa menerima informasi tersebut. Maka metode ceramah kurang melibatkan mental siswa dalam belajar. Pendekatan yang berorientasi pada guru cenderung menganggap bahwa guru memegang peran yang sangat penting. Maka dari itu metode pembelajaran Think Pair Share sangat membantu keaktifan siswa.
Kemampuan siswa dalam kosa kata kadang masih rendah sehingga mereka belum berani mengungkapkan ide mereka. Guru harus bisa membantu dalam memilih kata-kata yang sesuai dengan bantuan beberapa pertanyaan sebagai instrumen interview yang hasilnya akan digunakan sebagai ide dalam membuat teks Descriptive.
Teknik tes juga digunakan untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa melalui metode Think Pair Share dengan model teman sebangku. Bentuk tes yang digunakan adalah tes tanya jawab yaitu siswa di minta untuk tanya jawab tentang materi yang sedang diajarkan. Untuk mengukur ketercapaian suatu kompetensi,diperlukan adanya suatu penilaian. Penilaian dilakukan setelah siswa menjawab beberapa soal yang di dapat dari tes. Kemudian hasil jawaban siswa tersebut ditafsirkan dalam bentuk nilai (Cangelosi, 1995 : 21).
Dari penerapan metode Think Pair Share di SMPN 2 Wonotunggal, didapatkan hasil yang menggembirakan. Tidak hanya terlihat dari belajar siswa yang meningkat tetapi juga keaktifan, motivasi dan partisipasi siswa. Siswa yang tadinya pasif menjadi aktif. Tingkat keaktifan siswa berpengaruh pada meningkatnya kemampuan siswa. (wa1/zal)
Guru SMPN 2 Wonotunggal