RADARSEMARANG.COM, SAMA dengan mata pelajaran Bahasa yang lain, dalam mengajar Bahasa Inggris ada empat keterampilan bahasa yang harus diajarkan kepada peserta didik. Keempat keterampilan tersebut antara lain mendengarkan (Listening), berbicara (Speaking), membaca (Reading), dan menulis (Writing). Peserta didik harus mengusai semua keterampilan, salah satunya keterampilan menulis.
Menurut Lundsteen dalam Palmer et al. (1994:1), writing is a tool to get along with the world. Oleh karena itu, jelas bahwa keterampilan menulis juga penting untuk dikuasai dalam rangka mempertahankan komunikasi yang baik dengan orang lain. Namun untuk dapat menulis dengan tepat, peserta didik harus mempunyai kemampuan dalam hal keruntutan teks, pilihan kosakata, pilihan tata Bahasa, penulisan kosa kata. dan kerapihan tulisan.
Meskipun orang sudah mengetahui pentingnya keterampilan menulis, pada kenyataannya, proses belajar mengajar di kelas tidak menunjukkan prestasi yang berhasil pada akhir pengajaran dan pembelajaran menulis terutama Descriptive Text. Fenomena seperti itu sering terjadi. Banyak peserta didik masih memiliki kesulitan dalam kegiatan pembelajaran menulis. Menurut sebagian besar peserta didik, menulis adalah satu kegiatan yang sangat sulit sehingga mereka malas mengerjakan ketika diberi tugas.
Bahkan, banyak dari mereka hanya mencontoh hasil tulisan teman atau bahkan memilih untuk mengeluarkan sejumlah uang untuk bisa mengakses internet dan mengcopy dan paste tulisan dari internet. Hanya ada sedikit dari peserta didik yang tertarik untuk mengerjakan tugas sendiri. Menuliskan ide-ide yang muncul dari pikiran sendiri dan merangkainya menjadi suatu paragraph atau teks yang runtut. Selain itu, beberapa peserta didik hanya mengobrol dan bercanda selama pelajaran. Dapat disimpulkan bahwa motivasi mereka untuk mengikuti pelajaran cukup rendah. Dan hal ini menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar Bahasa Inggris.
Descriptive Text adalah salah satu teks Bahasa Inggris yang diajarkan baik itu di tingkat Sekolah Menengah Pertama ataupun di Sekolah Menengah Atas. Descriptive Text adalah teks yang menggambarkan ciri-ciri khusus dari orang, binatang, benda atau tempat. Teks tersebut di gunakan untuk menggambarkan seperti apa benda atau mahluk hidup yang dideskripsikan, baik itu ciri-ciri fisik, sifat, fungsi, bau, suara, atau tekstur dari benda atau makhluk hidup tersebut. Tujuan komunikatif dari teks ini adalah untuk mengenalkan, memuji, mengidentifikasi atau mengkritik orang, binatang, benda, atau tempat.
Penggunaan Foto Public Figure bisa dijadikan sebagai solusi untuk meningkatkan kemampuan menulis peserta didik terutama dalam menulis teks Descriptive. Foto Public Figure dianggap sebagai media pembelajaran yang tepat karena public figure adalah sosok yang terkenal di masyarakat, contohnya artis, olah ragawan, tokoh negara, tokoh politik dan sebagainya. Foto-foto ini praktis dan mudah untuk didapat. Foto-foto dapat diambil dari media massa dan internet.
Penggunaan Foto Public Figure bertujuan untuk membantu guru dalam merangsang ide-ide para peserta didik dan memberikan motivasi selama menulis. Foto membuat peserta didik merasa lebih senang, semangat, tertarik dan termotivasi sehingga menjadikan peserta didik lebih terampil dalam menulis descriptive text. Selain itu foto dapat membantu peserta didik mengingat informasi rinci tentang seseorang, tempat atau kejadian, mereka menangkap segala sesuatu seperti penampilan dan urutan kejadian atau peristiwa.
Adapun langkah-langkah penggunaan foto untuk meningkatkan keterampilan menulis adalah sebagai berikut. Peserta didik ditunjukkan sebuah foto dari tokoh masyarakat yang terkenal. Peserta didik mengamati dan menggali informasi yang bisa didapatkan dari foto tersebut. Setelah itu, peserta didik menyebutkan beberapa kata sifat yang dapat menggambarkan ciri-ciri fisik atau sifat-sifat dari tokoh masyarakat tersebut. Kemudian peserta didik mencoba merangkai kata-kata tersebut menjadi kalimat yang benar sesuai Simple Present Tense. (bat1/zal)
Guru SMPN 1 Kandeaman