Pendidikan adalah hak semua anak bangsa pada masa usia sekolah, baik itu secara langsung maupun tak langsung. Menurut GBHN 1973 pendidikan pada hakikatnya usaha secara sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses interaksi antarguru dan siswa. Baik interaksi langsung seperti kegiatan tatap muka maupun tidak langsung dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.
Menurut Sudjana (2004:28) pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak. Yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan pembelajaran (Dr.Rusman, M.Pd : 84-85).
Di masa pandemi korona tahun 2020 yang melanda seluruh dunia, sangat mempengaruhi dunia pendidikan. Siswa tidak bisa ke sekolah dengan bebas seperti tahun-tahun sebelumnya. Semua pembelajaran dilaksanakan secara daring, baik teori maupun paktik.
Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olah Raga adalah pembelajaran fisik yang dilakukan di luar kelas, maka dari itu ketika siswa dan guru tidak bisa bertatap muka, terdapat beberapa kesulitan yang dialami oleh guru dan siswa. Tetapi bukan berarti pembelajaran tidak bisa dilakukan.
Dalam pembelajaran praktik mengedepankan hasil yang nyata, tetapi dalam pelaksanaannya tidak bisa diawasi secara langsung oleh guru. Sedangkan guru harus tetap memberikan penilaian dan pembelajaran praktik meskipun secara daring. Guru harus mendapatkan bukti mengajar praktik dari siswa meskipun guru tidak bisa secara langsung mengawasi pelaksanaan praktik tersebut.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang aktivitas fisik di masa pandemi terhadap olah raga passing atas dan passing bawah pada pembelajaran daring SMAN I Ngluwar.
Aip Syarifuddin dan Muhadi (1992/1993: 189) mengatakan, pass (passing) bawah adalah mengambil bola yang berada di bawah badan atau bola dari bawah dan biasanya dilakukan dengan kedua lengan bagian bawah (dari siku sampai pergelangan tangan yang dirapatkan), baik untuk dioperkan kepada kawan maupun langsung ke lapangan lawan melalui di atas jaring.
Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1992/1993: 190), “Pass atau passing atas adalah menyajikan bola atau membagi-bagikan bola (mengoper bola) dengan menggunakan jari-jari tangan baik kepada kawan maupun langsung ditujukan ke lapangan lawan melalui atas jaring.”
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada masa pandemi ternyata anak tetap membutuhkan aktivitas di luar rumah. Sebagai bukti sewaktu pembelajaran melalui daring, anak disuruh mempraktikkan passing bawah dan passing atas, ternyata anak banyak melakukan praktik tersebut.
Ini mematahkan asumsi bahwa pada masa pandemi pembelajaran praktik tidak bisa dilakukan, karena berbagai hal di antaranya karena alat tidak ada yang standar di rumah, tidak ada pengawasan langsung dari guru dan lain-lain sewaktu anak melakukan praktik dirumah.
Hal itu mendorong guru untuk melakukan banyak modifikasi sehingga anak tidak kesulitan. Entah modifikasi tentang alatnya ataupun aturan dalam praktiknya.
Pada kenyataannya meskipun masa pandemi, anak-anak mempunyai kemauan yang besar untuk melakukan praktik di rumah. Ini terbukti dengan dikumpulkannya video praktik pass bawah dan pass atas pada permainan bola voli. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran kesehatan jasmani atau olah raga di rumah sesuai perintah dan arahan guru. Selain itu keaktifan siswa selama di rumah dalam pembelajaran daring dikategorikan amat baik, meskipun tidak dalam pengawasan guru. Salam olahraga. (ng2/lis)
Guru SMAN 1 Ngluwar, Kabupaten Magelang