RADARSEMARANG.COM, MATA pelajaran bahasa Jawa SD meliputi pembelajaran bahasa, sastra, dan budaya Jawa. Tujuan pembelajaran bahasa Jawa adalah agar siswa dapat berkomunikasi dengan bahasa Jawa yang santun dan berbudi pekerti luhur sesuai budaya Jawa. Mata pelajaran bahasa Jawa mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi, kebudayaan, dan perorangan.
Fungsi komunikasi terkait dengan upaya agar peserta dapat menggunakan bahasa Jawa secara baik dan benar untuk kepentingan alat perhubungan dalam keluarga dan masyarakat. Fungsi kebudayaan terkait dengan pemerolehan nilai-nilai budaya muatan lokal untuk keperluan pembentukan kepribadian dan identitas bangsa.
Fungsi perorangan terkait fungsi instrumental, khayalan, dan informatif Wibawa dalam Rohmadi, 2011: 11-16. Muatan lokal mata pelajaran bahasa, sastra dan budaya Jawa diharapkan dapat lebih mengangkat nilai adiluhung yang ada dalam tata kehidupan Jawa, sepertti toleransi, kasih sayang, gotong royong, andhap asor, kemanusiaan, nilai hormat, dan tahu berterimakasih.
Ngoko merupakan salah satu tingkatan bahasa di dalam Bahasa Jawa yang paling banyak digunakan di kalangan orang Jawa. Penggunaannya dihindari jika berbicara dengan orang yang lebih tua atau orang yang dihormati. Ragam ngoko memiliki 2 bentuk varian yaitu ngoko lugu & ngoko alus. Bahasa Jawa krama atau krama inggil merupakan bahasa jawa halus, sayangnya bahasa Jawa ini borpotensi hilang atau punah secara perlahan karena anak muda zaman now lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada bahasa daerah. Mereka juga lebih senang menggunakan bahasa gaul dibanding bahasa Jawa krama.
Pelestarian bahasa daerah di era modern penting untuk dilakukan khususnya terhadap anak-anak pada jenjang SD (Sekolah Dasar) hingga jenjang SMP (Sekolah Menengah Pertama). Upaya pelestarian bahasa daerah terutama bahasa Jawa ngoko/krama salah satunya dilakukan melalui kegiatan bernyanyi bagi peserta didik kelas 4 SD Negeri Pucangrejo Kec. Pegandon kab. Kendal.
Tembang dolanan atau lagu anak berbahasa Jawa, juga dapat digunakan sebagai sarana untuk mengenalkan dan mengajarakan bahasa Jawa, baik krama maupun ngoko kepada peserta didik Beberapa contoh tembang dolanan antara lain Aku Duwe Pitik, Bibi Tumbas Timun, Paman Tukang Kayu, Sinten Nunggang Sepur, Ana Tamu dan Menthog-menthog.
Salah satu contoh lirik tembang dolanan Ana Tamu tersebut adalah sebagai berikut. E e e e ana tamu, mangga mangga lenggah rumiyin, bapak nembe siram, ibu tindak peken, mangga mangga lenggah ngriki. Lirik tersebut dapat diartikan sebagai berikut. E e e e ada tamu, silahkan duduk dulu, ayah sedangkan mandi, ibu pergi ke pasar, silahkan duduk di sini‟ Lirik di atas sarat dengan nuansa kesopanan ber unggah-ungguh Jawa yang sederhana, namun sangat dekat dengan kebiasaan sehari-hari anak. Lirik tersebut mengajarkan kepada anak berbahasa Jawa yang sopan kepada seorang tamu dalam nuansa tatakrama menerima tamu.
Dengan adanya kegiatan bernyanyi yang diterapkan di SDN Pucangrejo, Kendal, membuat peserta didik antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga mudah mengucapkan kosakata bahasa jawa ngoko maupun krama serta paham akan maknanya. Hal ini selaras dengan pendapat Campbell bahwa anak juga berpikir kritis untuk memahami makna yang terkandung di dalam lagu tersebut, sesuai dengan kehidupan nyata. (kj1/zal)
Guru SDN Pucangrejo, Kendal