RADARSEMARANG.COM, Sesuai tahap perkembangannya, peserta didik di Sekolah Dasar (SD) berada pada masa-masa bermain. Hal ini perlu menjadi perhatian para guru untuk menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan tahapan perkembangan usia mereka. Jangan sampai karena banyaknya materi yang harus disampaikan, guru melupakan masa perkembangan anak didiknya. Mereka akan mudah bosan jika hanya disuruh duduk dan mendengarkan guru menjelaskan pelajaran. Rasa bosan ini akan membuat peserta didik tidak fokus dalam belajar dan ingin segera menyelesaikan waktu belajar.
Seorang dokter ahli neurologi dr. Aisah Dahlan menyampaikan bahwa otak anak Sekolah Dasar adalah otak bermain. Hal ini harus menjadi perhatian para guru untuk menerapkan strategi dalam belajar bahwa bagi mereka belajar adalah bermain dan bermain adalah belajar.
Upaya untuk mengatasi permasalahan belajar karena rasa bosan dapat dilakukan dengan menerapkan permainan edukatif. Hal ini untuk membantu peserta didik lebih fokus dan tetap semangat belajar. Guru dapat membuat inovasi-inovasi pembelajaran kreatif dengan game edukasi. Game edukasi adalah segala sesuatu yang dijadikan wahana penghubung sehingga pesan yang disampaikan kepada peserta didik dapat tersampaikan dengan baik, yang dalam proses penyampaian pesan itu menggunakan permainan-permainan yang dapat merangsang peseta didik dalam memainkannya untuk mempelajari dan memahami ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh guru. Jadi game yang diberikan tidak hanya bertujuan menarik minat peserta didik tetapi juga memberikan stimulasi otak mereka.
Banyak sekali manfaat dari permainan edukatif yang dapat diterapkan guru saat pembelajaran. Adapun manfaat menerapkan permainan edukatif di kelas yaitu: pertama, dapat meningkatkan kreativitas dan mengembangkan pola piker siswa; kedua, melatih konsentrasi yang dapat meningkatkan fokus belajar siswa; ketiga ,dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan; keempat, dapat meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi pada siswa; kelima, dapat melatih kemampuan verbal dalam berkomunikasi antar siswa; keenam, dapat membantu menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa; ketujuh, dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan siswa (Nita Oktifa dalam https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/game-edukasi-anak-sd-kala-pjj).
Beberapa contoh game edukasi sederhana yang dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran antara lain: gerak tiru, kata beruntun, perkenalan, kisah angka, mencari jodoh, adu paling top, kalimat sulit, kalimat rusak, memberi sanksi, memahat patung, pesan bersimpul, rujukan, angka sempurna, mengisi kolom-kolom, belajar ilmu anatomi, dan lain-lain (Raisatun Nisak, dalam 50 Game Kreatif untuk Aktivitas Belajar Mengajar: DIVA Press, Banguntapan, Yogyakarta). Untuk penjelasan dari beberapa permainan tersebut dan permainan-permainan lainnya dapat pembaca pelajari dari berbagai referensi yang telah tersedia, karena tidak memungkinkan bagi penulis untuk menguraikannya satu persatu.
Sebagai penutup, penerapan game dalam pembelajaran ini diharapkan dapat menyeimbangkan antara dua faktor penting yakni karakter yang dimiliki peserta didik yang senang permainan dan upaya memasukkan unsur pendidikan dalam kehidupannya. Dengan begitu peserta didik nantinya tetap bisa bermain (sesuai dengan fitrahnya) dengan tidak melupakan pelajarannya di sekolah. Tidak ada panduan khusus tentang waktu penggunaan game edukasi ini dalam pembelajaran karena dari setiap kelas telah memiliki karakteristik tersendiri. Selain itu guru juga dapat menyesuaikan dan memilih materi-materi yang memungkinkan untuk dapat disampaikan dengan strategi permainan. Tentunya hal ini membutuhkan kreativitas dan kesungguhan dari para guru itu sendiri. Mari kita para guru tetap semangat untuk selalu berinovasi dan berprestasi. (wa1/ton)
Guru SD Negeri 3 Cermo, Sambi, Boyolali