RADARSEMARANG.COM, ANAK usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun. Sedangkan hakikat anak usia dini adalah sebagai individu yang unik, di mana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut (Siregar: 2018).
Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi dan seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.
Namun tidak setiap anak terlahir dalam kondisi normal. Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah ketika anak memiliki karakter atau kepribadian yang berbeda dari anak-anak pada umumnya. Anak tersebut dapat dikatakan telah memiliki gangguan jika telah memenuhi kriteria dari gangguan itu sendiri.
Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif yang sering disebut sebagai Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD) yaitu suatu sindrom neuropsikiatrik yang akhir-akhir ini banyak ditemukan pada anak-anak, biasanya disertai dengan gejala hiperaktif dan tingkah laku yang implusif.
ADHD atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas. Anak dengan attention deficit karena anak-anak ini mengalami kesulitan untuk melakukan pemusatan perhatian terhadap tugas-tugas yang diberikan kepada anak. Alat peraga edukasi adalah media atau sarana yang dapat merangsang aktivitas anak untuk mempelajari sesuatu tanpa dia sadari. (Ismail, 2009).
APE merupakan alat bantu belajar yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak yang dirancang sesuai usia dan tingkat perkembangan anak. APE dibuat dengan tujuan untuk memudahkan penyampaian dan penangkapan materi ajar serta memotivasi dan merangsang pengguna untuk melakukan eksplorasi dalam mengembangkan aspek perkembangan dirinya melalui permainan. Dunia anak adalah dunia bermain, APE didesain untuk mentransfer pengetahuan dengan permainan.
Menurut Sugiyono (2017), metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut, terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan, yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Oleh karena itu, peneliti memilih menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data hasil penelitian tersebut.
Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara wawancara, kuesioner, observasi, dan gabungan ketiganya. Subjek penelitian ini adalah anak hyperactive di TK Negeri Pembina Watukumpul yang berjumlah satu anak.
Desain APE Building block didesain sedemikian rupa dengan aktivitas yang berfungsi meningkatkan motorik halus anak. Setelah produk berupa alat peraga edukasi “Building block” dikembangkan. Kemudian tahapan berikutnya adalah menguji efektifitas alat peraga tersebut. Uji efektivitas dilakukan pada anak usia dini di TK Negeri Pembina Watukumpul, Pemalang, sebanyak satu anak hasil yang diperoleh menunjukkan rata-rata nilai yang meningkat dari pada sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sesudah lebih bagus daripada nilai sebelumnya.
Berdasarkan hasil uji menunjukkan bahwa ada perbedaan nilai rata-rata anak hyperacttive sebelum dan sesudah dalam penggunaan Building Block. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga edukasi yang diberikan mampu meningkatkan motorik halus anak usia dini. Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah bahwa alat peraga edukasi berupa “Building Block” dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi pada anak hyperactive. (ump1/aro)
Guru TK Pembina Watukumpul, Pemalang