RADARSEMARANG.COM, TUJUAN Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) di sekolah dasar (SD) adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. Ada tiga gerak dasar yang dipelajari di SD, yaitu gerak dasar lokomotor, non-lokomotor dan manipulatif.
Gerak dasar lokomotor merupakan gerak berpindah tempat, contohnya gerak jalan, lari, lompat, merangkak dan berguling. Gerak dasar lari merupakan gerak dasar yang mudah dilakukan, namun banyak anak kurang antusias saat materi lari. Salah satu penyebabnya adalah karena materi lari terlalu mudah dilakukan dan membosankan.
Oleh karena itu, salah satu cara penulis agar pembelajaran lari dapat menyenangkan adalah dengan mengubah metode pembelajaran lari, yaitu menggunakan permainan tradisional bentengan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti bergerak, ke sekolah, ke pasar, ke rumah teman dan lain sebagainya.
Lalu apa pengertian bergerak? Menurut Delphie (2006:20), gerak diartikan sebagai alat bantu manusia untuk dapat berpindah dari satu relasi ke relasi yang lain, sehingga ruang itu menjadi milik kita.
Menurut Amung Ma’mum dan Yudha M (2000:20), gerak dasar adalah gerak untuk mempelajari dan mengembangkan berbagai ketrampilan dalam berolahraga dan aktivitas fisik. Gerak dasar lokomotor merupakan gerak dasar berpindah tempat, dapat dilakukan sendiri ataupun berkelompok.
Dalam materi gerak dasar lari biasanya banyak anak tidak konsentrasi, karena mengangap materi lari terlalu mudah, tidak menantang dan monoton. Agar lebih bersemangat dalam pembelajaran PJOK di tempat penulis yaitu SDN 1 Palumbungan Wetan, penulis menggunakan metode belajar dengan bermain.
Di sini penulis menggunakan metode bermain dengan menerapkan permainan tradisional bentengan. Yah, permainan tempo dulu yang biasa kita mainkan saat masih kecil, biasanya dimainkan saat malam terang bulan bersama anak-anak di kampung-kampung.
Permainan bentengan adalah permainan tradisional yang dimainkan oleh dua regu atau kelompok. Jumlah anggota kelompok sebenarnya bebas, tapi agar tidak terlalu banyak, biasanya dibatasi maksimal 20 anak, jadi setiap kelompok ada 10 anak, paling sedikit 4 anak atau 2 anak di tiap kelompok. Permainan ini membutuhkan kerja sama yang baik dari tiap anggota. Jadi, selain belajar gerak lari, anak juga mengembangkan kerjasama tim agar bisa memenangkan permainan.
Bagaimana cara bermain permainan bentengan ini? Langkah-langkah bermain bentengan, pertama, kita bagi pemain dan diadakan undian, lalu masing-masing kelompok memilih tiang sebagai benteng, di sekitar benteng terdapat area aman yang biasanya dipakai anggota pemilik benteng untuk menunggu musuh tanpa khawatir tersentuh musuh, dan ada tempat untuk menawan musuh apabila tertangkap (penjara). Kedua, semua pemain harus berusaha menyentuh anggota pemain lawan, jika ada pemain lawan yang sudah tertangkap mereka ditawan di penjara, letaknya di samping benteng musuh.
Pemain yang sudah ditawan dalam penjara bisa diselamatkan oleh temannya, apabila mereka bisa membebaskan atau menerobos penjara. Ketiga, pemain harus sesering mungkin kembali ke bentengnya, tujuannya agar dia kembali muda (pemain muda adalah pemain yang baru keluar dari benteng), dalam permainan ini hanya pemain muda yang boleh menangkap pemain tua (pemain yang keluar benteng lebih lama), pemain tua hanya bisa menghindar atau kembali ke benteng agar muda kembali.
Keempat, semua pemain dapat membebaskan teman mereka yang ditawan dengan syarat mereka aman tidak tertangkap musuh, pemain yang sudah bebas dari tawanan tidak boleh ditangkap lagi sebelum mereka kembali ke bentengnya. Pemenang dari permainan bentengan ini ditandai dari salah satu pihak berhasil merebut benteng, dengan cara memegang benteng atau masuk ke benteng.
Permainan bentengan ini sangat menyenangkan, saat penulis praktikkan di SDN 1 Palumbungan Wetan, Bobotsari, ditempat penulis mengajar. Semua anak terlihat bersemangat dalam pembelajaran, hampir semua anak sibuk menyusun strategi, berlari kesana kemari, bolak-balik menyerang benteng musuh, semua anak menikmati permainan ini. (pb2/ida)
Guru SDN 1 Palumbungan Wetan, Kabupaten Purbalingga