28 C
Semarang
Saturday, 25 October 2025

Skripko Meningkatkan Pemahaman Sumpah Pemuda

Oleh: Dra. Sri Endah Mustikowati

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pemerintah mulai memperbolehkan peserta didik mengikuti Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Sesuai Surat Edaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal bahwa lembaga pendidikan boleh menghadirkan peserta didik belajar sebanyak lima puluh persen dari jumlah maksimal kelas. Pembelajaran masih menggunakan protokol kesehatan.

Suasana belajar terasa kurang semangat karena peserta didik sudah dua tahun tidak melaksanakan pembelajaran tatap muka. Motivasi belajar peserta didik terasa kurang bergairah. Apalagi satu kelas diisi setengah kapasitas tatap muka normal.

PTMT berpengaruh pada proses maupun hasil pembelajaran suatu mata pelajaran. Metode pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) termasuk yang harus menyesuaikan dengan kondisi. PPKn merupakan mata pelajaran untuk mendidik generasi muda agar menjadi warga negara memahami Sumpah Pemuda dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Mata pelajaran PPKn juga memiliki tujuan menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap, serta berperilaku cinta tanah air. Di sinilah tantangan pendidik mata pelajaran PPKn untuk bisa memilih metode yang tepat pada materi memahami Sumpah Pemuda dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Salah satu metode pembelajaran yang tepat adalah menggunakan skrip kooperatif (skripko) berbantu word square (WS).

Metode skrip kooperatif berbantu word square membantu peserta didik memahami materi Sumpah Pemuda dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Langkah-langkah pembelajaran 1) pendidik membagi peserta didik berkelompok berpasangan. 2) Pendidik membagikan materi untuk dibaca dan dibuat ringkasan. 3) Pendidik dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar. 4) Pembicara membacakan ringkasan selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Pendengar menyimak / mengoreksi / menambah ide yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghafal ide yang belum disebutkan. 5) Bertukar peran pembicara menjadi penyimak dan sebaliknya. 6) Pendidik mendampingi pembuatan simpulan secara bersama-sama. 7) Akhir pembelajaran menjawab pertanyaan sebagai evaluasi kemampuan memahami kompetensi dasar dengan menandai kata pada lembar word square.

Penggunaan metode ini pada pembelajaran PPKn kelas VIII pada kompetensi dasar Sumpah Pemuda dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika mengatasi kesulitan peserta didik dalam memahami materi. Pembelajaran menggunakan metode skripko berbantu word square meningkatkan hasil dan keaktifan belajar peserta didik. Word square memotivasi evaluasi belajar peserta didik menjawab pertanyaan Sumpah Pemuda dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Peserta didik termotivasi mengerjakan tugas sebagai bentuk tantangan belajar.

Bentuk word square membantu pengevaluasian kemampuan peserta didik dalam memahami materi pelajaran menggunakan metode skripko. Word square merupakan kotak berisi huruf acak untuk menjawab soal sesuai tujuan pembelajaran (Taniredja, dkk. 2016:115).

Metode skrip kooperatif berbantu word square mempunyai fungsi menimbulkan semangat belajar aktif dalam belajar secara berpasangan. Peserta didik menjadi aktif belajar karena didorong teman pasangannya memahami materi yang sama. Peserta didik saling memberi masukan yang belum dipahami dan dihafal, serta saling membantu sehingga meningkatkan rasa percaya diri.

Peserta didik belajar berpasangan tidak harus ditunggui pendidik. Sesuai pendapat Suyadi (2018:62) metode skrip kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran kelompok yang dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik, meningkatkan hubungan sosial, dan menerima kekurangan diri peserta didik. Selain itu metode pembelajaran ini merupakan pembelajaran inovatif karena pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna. (*/fth)

Guru PPKn SMPN 3 Kendal.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya