RADARSEMARANG.COM, Keterampilan berbahasa terdiri atas 4 komponen. Yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Tarigan, 2013:1). Salah satu keterampilan berbahasa yang dipelajari di sekolah adalah menulis. Menulis merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengungkapkan pikiran atau ide dalam bentuk tulisan.
Keterampilan menulis puisi adalah salah satu materi yang terdapat dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X semester 2. Puisi diartikan sebagai sebentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya aspek bunyi-bunyi di dalamnya, mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individual dan sosialnya; diungkapkan dengan teknik pilihan tertentu sehingga puisi itu mampu membangkitkan pengalaman dalam diri pembaca atau pendengarnya (Sayuti, 2010: 3). Puisi juga berarti karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi rima dan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (Waluyo, 2002: 1).
Berdasarkan pengalaman penulis mengajar di SMA Negeri 1 Mertoyudan, banyak peserta didik yang kesulitan dalam menulis puisi. Bahkan saat pelajaran berakhir dan puisi harus dikumpulkan, masih ada peserta didik yang belum menuliskan apa pun. Alasannya, sulit dalam mencari ide dan tidak tahu apa yang harus ditulis.
Hal yang menyebabkan keterampilan menulis puisi peserta didik masih kurang antara lain minat baca yang mendukung kemampuan menulis masih terbatas, kurang berliterasi, dan terutama karena kesulitan dalam mencari ide.
Oleh karena itu diperlukan metode untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Salah satu metode yang penulis pakai dalam pembelajaran menulis puisi di SMA Negeri 1 Mertoyudan adalah metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning).
Metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) adalah suatu motode pembelajaran yang mengaktifkan pembelajaran untuk membangun pengetahuan dan keterampilan melalui pengalamannya secara langsung atau belajar melalui tindakan (Cahyani, 2000: 1). Experiential learning merupakan sebuah proses pembelajaran dengan menggabungkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Kegiatan yang dilakukan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merefleksikan pengalaman kemudian dituangkan dalam bentuk puisi.
Penggunaan metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning), dapat memudahkan peserta didik dalam menulis. Peserta didik tidak harus banyak berkhayal karena menulis berdasarkan pengalaman yang pernah dialami secara langsung. Guru juga harus aktif memberi stimulus berupa pertanyaan atau pernyataan agar peserta didik mengingat pengalaman menarik yang pernah dialaminya. Hal itu akan memudahkan peserta didik dalam menemukan ide.
Pengalaman (experience) dalam pembelajaran menulis puisi dapat mengarahkan peserta didik pada proses belajar pada semua hal yang menyangkut pengalaman yang pernah dialami. Dengan menuliskan puisi berdasarkan pengalaman, peserta didik bisa mengekspresikan atau mengungkapkan perasaan dan pikirannya.
Pengalaman adalah segala sesuatu yang pernah dialami. Misalnya yang dirasakan peserta didik adalah indahnya pertemanan, maka peserta didik dapat menuliskan pengalaman berteman. Atau akan lebih mudah lagi adalah menuliskan apa yang dirasakan saat itu. Saat sedang berjuang mengejar asa, sayang pada orang tua, jatuh cinta, patah hati, menikmati keindahan lingkungan sekitar, atau yang lainnya dapat dijadikan ide sebagai bahan menulis puisi.
Setelah menemukan ide, peserta didik akan lebih mudah menulis puisi. Perhatikan juga pemilihan kata atau diksi, pemilihan persamaan bunyi atau rima, dan penggunaan majas. Pilihlah diksi yang menarik karena diksi berperan penting dalm sebuah puisi. Keindahan puisi sangat bergantung pada diksi. Puisi baru memang tidak terikat dengan rima seperti halnya puisi lama. Namun sebuah puisi akan lebih indah dan mendalam maknanya apabila memerhatikan rima. Perhatikan penggunaan huruf vokal dan konsonan pada setiap kata, terutama akhir baris. Majas merupakan salah satu pendukung keindahan puisi yang menjadikan puisi lebih hidup dan bermakna.
Penggunaan metode pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) efektif karena dapat memotivasi dan menarik minat dalam menulis puisi. Peserta didik pun lebih tertarik karena bisa menuangkan perasaan dan pikirannya mengenai pengalaman pribadinya dalam bentuk puisi. (gr2/lis)
Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Mertoyudan, Kabupaten Magelang