RADARSEMARANG.COM, Dalam proses pembelajaran di sekolah, setiap siswa mempunyai kemampuan berbeda-beda. Ada siswa yang dapat mencapainya tanpa kesulitan, namun tidak sedikit mengalami banyak kesulitan. Kita sering menemukan beberapa masalah pada siswa. Sseperti malas, mudah putus asa, acuh tak acuh disertai sikap menentang guru merupakan bagian dari masalah belajar siswa.
Tidak semua siswa dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan sendirinya. Sebagian orang mungkin tidak mengetahui cara baik memecahkan masalah sendiri. Sebagian yang lain tidak tahu sebenarnya masalah yang dihadapi. Ada pula seseorang yang tampak tidak mempunyai masalah. Padahal sebenarnya ada masalah dihadapinya. Sehingga siswa sulit meraih prestasi belajar di sekolah. Meskipun telah mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh.
Dari observasi di SDN Bodas Kecamatan Kandangserang terkait hasil belajar siswa kelas 5 pada mata pelajaran Tematik, tema 7 subtema 3, ternyata dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah. Memang penggunaan metode ini dalam KTSP tidak mengurangi minat siswa dalam belajar. Tapi satu sisi jika berlebihan justru mempersulit guru mengaktifkan siswa di kelas. Memperkecil kesempatan bagi siswa untuk membangun pengetahuan utuh. Kedua hal ini terlihat dari hasil wawancara yang telah dilakukan. Dimana siswa menyukai pelajaran Tematik namun dalam proses pembelajaran siswa hanya duduk diam dan mendengarkan penjelasan guru.
Penulis merubah cara menyampaikan materi pelajaran. Yakni memadukan ceramah dengan tebak-tebakkan. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh psikologi terhadap siswa. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Penulis menggunakan media Tebak-Tebakan. Media ini terbuat dari bahan daur ulang dan sedikit ada bahan tambahan kertas berwarna. Penulis memanfaatkan barang-barang tersebut karena mudah didapatkan disekitar kita dan tidak terlalu rumit. Penulis memilih media ini karena permainannya cukup menarik bagi pembelajaran.
Nama permainannya adalah tebak-tebakkan. Dengan dimodifikasikan dengan permainan yang menarik buat siswa kelas rendah. Bahan yang harus disediakan adalah kadus kertas berwarna, kertas manila. Untuk peralatannya terdiri dari gunting, cutter, spidol berwarna, dan pensil.
Cara membuat papan media tebak angka antara lain pertama, siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Kedua, buatlah pola kardus menjadi kotak persegi. Ketiga, gunting pola dengan rapi. Keempat, kardus tersebut dilapisi dengan kertas manila berwarna supaya kelihatan menarik. Kelima, kardus yang sudah dilapisi dengan kertas berwarna di kasih gambar yang menarik disesuaikan dengan materi.
Cara pembuatan media hitung siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Bentuklah kertas menjadi kotak atau lingkaran, setelah itu kertas yang sudah dibentuk dikasih gambar buah-buahan dengan sesuai kata. Cara menggunakan media tebak-tebakan adalah siswa harus mendengarkan perintah guru. Setelah siswa sudah mendengarkan pertanyaan, siswa langsung menjawab pertanyaan tersebut dengan memilih jawaban yang sudah disiapkan. Kemudian siswa mengambil jawaban dan menempelkan di media papan tersebut.
Penerapannya metode ceramah plus tebak-tebakan di SDN Bodas ternyata membuahkan hasil positif. Siswa berhasil mempelajari materi peristiwa mengisi kemerdekaan. Metode ini bisa menumbuhkan kebiasaan belajar secara kontinyu, disiplin, melatih diri, dan belajar mandiri. (cd2/fth)
Guru Kelas V SDN Bodas Kec. Kandangserang, Kab. Pekalongan