RADARSEMARANG.COM, Belajar merupakan aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan. Belajar menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan pendidik dengan memanfaatkan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar serta menimbulkan hasil belajar yang nantinya dapat dinilai oleh pengajar.
Keberhasilan pencapaian pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor guru, faktor peserta didik, serta faktor lingkungan. Faktor guru meliputi, kemampuan guru tidak hanya dalam penguasaan materi pelajaran, namun termasuk juga ketepatan memilih strategi, metode, dan pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Guru sebagai seorang pendidik yang terlibat langsung dalam pelaksanaan pembelajaran hendaknya mampu menciptakan kondisi belajar yang optimal untuk mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. Faktor siswa meliputi kesiapan fisik dan mental dalam pembelajaran. Siswa tidak hanya siap secara fisik untuk belajar, namun juga harus siap secara mental, yaitu menguasai materi- materi penting yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari nantinya.
Sedangkan faktor lingkungan di antaranya adalah suasana lingkungan belajar yang nyaman, tidak bising, tenteram, serta ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran.
Belajar matematika itu memerlukan aktivitas yang tinggi, sehingga di dalam mempelajarinya harus bertahap dan berurutan serta berdasarkan pengalaman yang sudah diperoleh siswa. Prinsip belajar harus dipilih terlebih dahulu sehingga dalam mempelajari matematika dapat berlangsung dengan lancar tanpa ada hambatan. Penyajian materi dimulai dari hal yang mudah, sedang, dan sulit, dari hal yang konkret menuju hal yang abstrak.
Selain itu, perlu diketahi bahwa materi dalam matematika tidak berdiri sendiri. Selalu ada hubungan antara materi yang satu dengan materi yang lain. Misalnya, untuk mempelajari materi B, siswa harus menguasai materi A. sekiranya siswa belum menguasai materi A, maka kegiatan untuk mempelajari belajar materi B akan terhambat. Jadi, dapat dikatakan bahwa untuk dapat menguasai materi B syaratnya siswa harus menguasai materi A. Materi A inilah yang dinamakan dengan materi prasyarat dalam mempelajari materi B.
Penguasaan materi prasyarat dalam pembelajaran matematika mempunyai peranan yang sangat penting. Biasanya materi prasyarat disampaikan oleh guru pada saat awal kegiatan pembelajaran (appersepsi) sebelum masuk ke materi inti. Pemberian materi prasyarat kepada siswa pada setiap pertemuan bertujuan supaya siswa mengetahui dan memahami konsep-kpnsep dasar materi yang akan disampaikan oleh guru sehingga siswa dapat menghubungkan materi yang telah lalu dengan materi baru yang akan dipelajari.
Siswa yang menguasai materi prasyarat yang baik biasanya akan lebih semangat mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga mereka lebih mudah memahami materi baru yang diajarkan.Sebagai contoh, untuk mempelajari fungsi kuadrat maka siswa harus menguasai materi persamaan kuadrat.
Untuk mempelajari materi program linier, siswa harus menguasai materi sistem pertidaksamaan linier dan sebagainya. Selain tentunya materi prasyarat yang bersifat secara umum, misalnya operasi hitung bilangan bulat, bilangan real, operasi hitung aljabar dan lainnya. Penguasaan materi prasyarat ini bisa dikatakan sebagai modal awal siswa dalam mempelajari suatu materi pembelajaran. Meskipun kenyataannya tidak jarang terjadi penguasaan siswa terhadap materi tersebut masih sangat rendah. Hal inilah yang sering penulis temui pada saat mengajar di SMK Negeri 3 Jepara. (kj1/aro)
Guru Matematika SMK Negeri 3 Jepara