RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) hendaknya dilakukan dengan berbagai variasi. Terpenting para siswa senantiasa terlibat aktif, dan memperoleh pengalaman belajar secara langsung.
Menurut NCSS dalam Saidiharjo (2004:31) merumuskan pendidikan IPS sering disebut juga Social Science Education (SEE) atau Social Studies (SS) yang dirumuskan “As the subjeck matter of academic discipline somehow simplified, adaped, modified, for school instruction“ atau “as the social sines simplified for paedagogical purposes,“ atau “the study of pilotical, economic, culturel, and environmental aspect of societies in the past, present, and future.”
Menurut Ischak dkk (2001:136), IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek bebagai kehidupan atau satu terpaduan.
Selama ini, banyak guru melaksanakan metode belajar berkelompok, dengan membagi para siswa dan memberikan tugas kelompok. Namun hasil kegiatannya tidak seperti yang diharapkan. Siswa tidak memanfaatkan kegiatan tersebut dengan baik dan kreatif untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya. Para siswa tidak dapat bekerja sama secara efektif dalam kelompok, memboroskan waktu dengan bermain, bergarau, duduk diam, bahkan siswa memanfaatkan kesempatan itu untuk mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Pada waktu yang sama ada beberapa siswa mendominasi kelompoknya.
Keinginan para guru untuk mengaktifkan siswa sangat baik. Untuk itu, guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif atau cooperative learning yang tidak sama dengan belajar kelompok. Pelaksanaan prosedur cooperative learning dengan benar akan meningkatkan kemampuan guru mengelola kelas dengan efektif.
Model pembelajaran STAD merupakan suatu pendekatan kooperatif yang paling sederhana dan mudah untuk dilaksanakan pada pembelajran terutama bagi para guru yang baru menggunakannya. Kesederhanaan ini tampak pada beberapa langkah kegiatan yang dilakukan dalam model STAD yaitu guru menyampaikan materi pelajaran, dengan berdiskusi siswa mengerjakan lembar kerja, dan secara individu siswa mengerjakan ulangan. Pembelajaran kooperatif dipandang mampu memecahkan permasalahan tentang rendahnya prestasi pelajar IPS, khususnya siswa kelas IV SDN 1 Jambudesa, Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga.
Tahapan dalam pembelajaran model STAD adalah guru memberikan materi kepada siswa kemudian siswa dibagi menjadi sebuah kelompok. Kelompok terdiri atas 4 atau 5 siswa dengan memperhatikan perbedaan individu seperti tingkat kemampuan, jenis kelamin, kecepatan belajar, sosial budaya atau latar belakangnya.
Guru membagikan lembar kerja pada masing-masing kelompok dan siswa mengerjakan secara berkelompok. Tugas yang diberikan guru merupakan tugas individu dan kelompok. Artinya selagi masih ada salah satu dari anggota kelompok yang belum menguasai materi pelajaran, maka teman lain yang tergabung dalam satu kelompok itu berdiskusi dan saling membantu agar temannya memahami materi. Setelah itu, guru melakukan tes individu kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi. Langkah terakhir adalah pemberian pengharagaan kelompok yaitu menghitung skor regu/kelompok dan peningkatan prestasi individu.
Dengan demikaian pembelajaran kooperatif model STAD mampu meningkatkan kreativitas berpikir siswa untuk memecahkan masalah. Karena dengan suasana kegembiraan melalui permainan, siswa menyenangi mata pelajaran IPS. (pb2/ida)
Guru SDN 1 Jambudesa, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga