RADARSEMARANG.COM, Dalam pengetahuan pelaksanaan pembelajaran di sekolah siswa tidak hanya diajarkan mengenai ilmu pengetahuan, namun juga diajarkan cara berperilaku yang baik dengan orang lain. Pada usia remaja awal siswa seluruhnya sudah mampu untuk memahami menyikapi suatu bentuk perilaku. Misalnya harus bersikap sopan berhadapan dengan orang yang lebih tua. Namun yang terjadi ketika siswa memasuki usia remaja justru memilih lingkungan dan teman pergaulan di luar itu. Siswa memperlihatkan perilaku yang agresif atau menyiksa diri sendiri.
Menurut Allen dan Anderson (2017) agresif adalah perilaku fisik atau verbal yang dimaksud untuk menyakiti orang lain atau merusak harta benda. Agresif adalah keinginan untuk menyakiti individu lain, dengan cara mengekspresikan perasaan negatifnya seperti permusuhan untuk mencapai tujuan yang diinginkan menurut Buss dan Perry (Sentana dan Intan, 2017: 52).
Agresivitas merupakan bentuk perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial, yang mungkin menyebabkan luka fisik atau psikis kepada orang lain, atau merusak bend-benda. Pengertian persepsi pola asuh adalah pemberian makna terhadap cara pengasuhan anak yang diberikan oleh orang tua yang memilih atura-aturan ketat untuk diberikan kepada anaknya.
Pola asuh orang tua merupakan gambaran yang dipakai orang tua untuk mengasih, merawat, menjaga,dan serta memberikan pendidikan. Pola asuh orang tua tersebut diberikan dengan persetujuan agar anak-anaknya menjadi pribadi yang mandiri seperti yang di tujukan orang tua.
Pola asuh merupakan interaksi yang diberikan oleh orang tua dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan anak dalam penerapan kedisiplinan dan menyiapkan nilai atau norma kasih sayang dan memperhatikan agar sikap dan perilaku orang tua dapat dijadikan panutun bagi anaknya.
Sedangkan menurut Fentri (2017) persepsi adalah seorang individu memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan masukan-masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang bermakna tentang dunia persepsi juga bertautan dengan cara pandang seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-beda dengan menggunakan alat indra yang dimiliki dan kemudian berusaha untuk menafsirkan.
Pola pengasuhan dengan gaya otoritatif yang bersifat positif dan mendorong anak-anak untuk mandiri, namun orang tua tetap menempatkan batas-batas dan kendali atas tindakan mereka. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan. Pendekatan yang dilakukan orang tua ke anak juga bersifat hangat. Pada pola ini, komunikasi terjadi dua arah. Orang tua bersifat mengasuh dan mendukung. Anak yang diasuh dengan pola ini akan terlihat lebih dewasa, mandiri, ceria, mampu mengendalikan diri, berorientasi pada prestasi, dan mampu mengatasi stresnya dengan baik.
Orang tua pada dasarnya menginginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Tanpa disadari juga melakukan kesalahan dalam penerapan pengasuhan anak-anak. Menurut Thoha pola asuh orang tua adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak.
Peran keluarga menjadi sangat penting untuk mendidik anak. Baik dalam sudut tinjauan agama, sosial kemasyarakatan, maupun individu. Dari penjelasan di atas dapat dibuat suatu kesamaan pendapat bahwa persepsi merupakan suatu proses yang dinilai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu. Sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indra-indra yang dimilikinya. (mk2/lis)
Guru BK SMPN I Mungkid, Kabupaten Magelang