RADARSEMARANG.COM, BEBERAPA bulan terakhir hampir seluruh sekolah di Indonesia mengambil kebijakan, untuk melakukan pembelajaram via daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Ternyata banyak kendala dalam melaksanakan PJJ, baik dari sisi peserta didik, guru, maupun orang tua.
Ada dampak positif dan negatif selama PJJ atau daring (dalam jaringan). Dampak positifnya pembelajaran daring, guru dan siswa sama-sama belajar untuk memanfaatkan tehnologi sebagai media pembelajaran dan tranformasi pendidikan agar bisa berlangsung lebih cepat. Tak hanya itu pembelajaran secara daring memicu munculnya banyak aplikasi belajar online. Aplikasi itu tersedia secara gratis dan berbayar. Kesempatan belajar bagi peserta didik semakin besar.
Meskipun begitu, ada dampak negatif pembelajaran secara daring yang bisa dirasakan oleh siswa, guru, dan orang tua siswa. Bagi peserta didik, pembelajaran daring memberikan tekanan tersendiri karena banyaknya tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini bisa membuat siswa stres atau jenuh.
Bagi guru, PJJ memiliki kendala tersendiri. Khususnya guru golongan tua masih gagap menggunakan teknologi. Hasilnya pembelajaran via daring tersebut kurang maksimal. Untuk orang tua siswa, banyak yang merasa kesulitan dalam mendampingi anaknya dalam belajar di rumah. Di sisi lain, orang tua masih memiliki pekerjaan lain yang harus dilakukan, namun mereka mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi dan mendampingi putra-putrinya untuk belajar di rumah.
Berbagai kendala tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengungkapkan, PJJ dikhawatirkan akan menyebabkan learning loss. Hal tersebut terjadi karena adanya penurunan capaian belajar pada siswa.
Meskipun PJJ sudah berlangsung beberapa tahun, masih banyak pihak yang kesulitan dengan cara belajar baru tersebut. Belum lagi kendala sinyal internet yang buruk dan tidak stabil, sehingga tidak mendukung. Selain itu, fasilitas pembelajaran online lainnya yang kurang bersahabat merupakan kendala dalam pembelajaran daring.
Pemerintah terus berupaya memaksimalkan pembelajaran daring. Di sisi lain pemerintah mulai memberikan izin pembelajaran tatap muka terbatas bagi daerah-daerah yang masuk zona kuning. Pembelajaran tatap muka terbatas juga harus diperhatikan tentang protokol kesehatan yang ketat. Termasuk guru-guru haruslah melaksanakan vaksin 2 kali dan sekarang siswa yang usia 6 tahun juga harus melaksanakan vaksin.
Pembelajaran daring yang merupakan sistem baru memang masih mengalami kendala bagi banyak pihak. Akan tetapi kita tidak boleh terus mengeluh. Dampak positif dan negatif pembelajaran daring tidak dapat dihindari, karena keadaan tidak memungkinkan untuk pelajaran tatap muka (PTM). Masyarakat harus mulai beradaptasi dengan pembelajaran daring. Dengan begitu, learning loss tidak akan terjadi.
Kita ciptakan pembelajaran daring yang menyenangkan dan mengasyikkan, sehingga siswa tidak stress dan jenuh dalam belajar di rumah. Sebagai guru tidak terlalu memberikan pembelajaran yang terlalu berat yang akan menyulitkan anak dan orang tua siswa. Guru harus memberikan pembelajaran daring yang bermakna dan penuh kreativitas untuk mengurangi learning loss. Anak didik tetap kreatif, walau tidak tahu kapan pandemi ini berakhir. (kd/ida)
Kepala TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja, Kabupaten Kendal