RADARSEMARANG.COM, Kembali belajar di sekolah bersama teman-teman adalah keinginan banyak peserta didik, terutama orang tua murid setelah hampir dua tahun anak-anak belajar dari rumah. Pandemi yang merujuk guru dan peserta didiknya diharuskan melakukan kegiatan belajar mengajar dari jarak jauh demi menjaga kesehatan dan keselamatan bersama. Namun demikian, seiring berjalannya waktu dan melalui proses ketatnya protokol kesehatan dan beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan protokol kesehatan serta terlaksananya vaksinasi dari semua kalangan, menjadikan level dan zona di setiap daerah menjadi lebih baik.
Seperti halnya di SDN 01 Kabunan, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang yang daerahnya sudah masuk zona aman untuk dapat kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka meski masih sangat terbatas. Dalam arti dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka lima puluh persen dengan catatan sekolah sudah memenuhi kriteria pelaksanaan tatap muka terbatas yang ditentukan oleh pemerintah.
Penulis sebagai guru juga merasa senang dapat bertemu dan belajar kembali dengan peserta didik karena dengan belajar secara tatap muka, guru dapat mengenal, mengetahui dan mengukur kemampuan belajar peserta didiknya. Namun demikian, tidak dipungkiri bahwa tidak mudah menggugah semangat dan gairah peserta didik dalam belajar setelah beberapa waktu lamanya peserta didik belajar secara daring di rumah.
Pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Tata Surya di kelas enam, di mana peserta didik belajar mengenal benda-benda langit dengan karakteristiknya masing-masing. Penulis sebagai guru menemukan dengan melihat sendiri bahwa peserta didik kelas enam SDN 01 Kabunan terlihat tidak bersemangat dengan penjelasan materi yang diberikan secara konvensional. Penulis mau tidak mau harus mengambil tindakan agar pembelajaran materi Tata Surya dapat menarik dan dipahami peserta didik dengan baik.
Bermain peran atau role playing, model pembelajaran yang penulis gunakan untuk mengajak peserta didik mempelajari materi Tata Surya. Bermain peran adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pegembangan imajinasi dan penghayatan. Penghayatan dan pengembangan imajinasi yang dilakukan siswa dengan memerankan diri sebagai tokoh hidup atau benda mati (Huda, 2013: 208).
Bermain pada anak merupakan salah satu sarana untuk belajar. Melalui kegiatan bermain yang menyenangkan, anak berusaha untuk menyelidiki dan mendapatkan pengalaman yang kaya, baik pengalaman dengan dirinya sendiri, teman sekelasnya, maupun dengan lingkungan di sekitarnya.
Bermain peran merupakan sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai yang positif bagi anak. Atas dasar keadaan belajar yang terlihat dan pemilihan cara belajar yang dipilih, penulis sebagai guru mengajak peserta didik untuk memabaca dan mempelajari materi Tata Surya secara keseluruhan. Kemudian siswa dibentuk dalam kelompok yang terdiri dari delapan peserta didik sesuai jumlah planet yang hendak dipelajari. Kedelapan peserta didik diundi untuk memilih satu undian nama planet.
Setelah mendapat satu undian planet, peserta didik diberi waktu untuk membuat gambar planet dan menuliskan karakteristiknya pada kertas karton dengan ukuran yang ditentukan. Peserta didik juga diminta untuk mempelajari lebih lanjut materi planet tersebut. Selanjutnya, masing-masing anggota kelompok diminta maju ke depan kelas untuk memperkenalkan dan menceritakan planet beserta karakteristik planet bagiannya secara kreatif dan bergantian dengan anggota lainnya.
Penulis melihat dengan belajar menggunakan model pembelajaran bermain peran ternyata lebih menarik minat belajar peserta didik. Mereka terlihat lebih antusias dan diluar dugaan, peserta didik bekerja sama dalam kelompoknya mulai dari membuat undian sampai berdiskusi untuk pelaksanaannya. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan karena langsung melibatkan siswa dibanding dengan pembelajaran konvensional. (nov1/ton)
Guru SD Negeri 01 Kabunan, Kec. Taman, Kab. Pemalang