RADARSEMARANG.COM, Di masa sekarang ini muncul fenomena menurunnya motivasi belajar pada pelajaran IPS. Selama ini, siswa berasumsi IPS adalah mata pelajaran hapalan yang tentunya membutuhkan banyak waktu untuk mempelajarinya. Ditambah lagi banyak terfokus pada aktivitas guru menjadi kurang menarik. Akibatknya siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran dan bosan. Ini akan berdampak pada ketuntasan belajar siswa yang rendah.
Agar proses pembelajaran IPS dengan materi “Bentuk-bentuk Interaksi Sosial“ yang diterapkan di kelas 7B SMP Negeri 1 Patebon dapat berjalan efektif dan memperoleh hasil belajar yang maksimal, maka penulis menggunakan model pembelajaran picture and picture.
Model pembelajaran picture and picture adalah suatu pembelajaran yang menggunakan gambar dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis (Hamdani, 2011: 89). Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran.
Dengan menggunakan media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pembelajaran secara lebih fokus dan dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali.
Model pembelajaran picture and picture memiliki beberapa kelebihan, yakni: guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Siswa dilatih berpikir logis dan sistematis. Siswa dibantu belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir.
Motivasi siswa untuk belajar semakin dikembangkan. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. Di samping adanya kelemahan yang muncul yang dihadapi penulis, yakni memerlukan waktu yang lama dalam pembelajarannya. Namun penulis rasa hal ini bukan merupakan kendala yang berarti.
Tahapan-tahapan dalam pembelajaran model picture and picture dengan materi bentuk-bentuk interaksi sosial, yakni guru menyampaikan kompetensi dasar yang diharapkan dicapai peserta didik setelah pembelajaran selesai, yakni: siswa mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi sosial asosiatif dan bentuk-bentuk interaksi sosial disosiatif.
Guru mempresentasikan materi untuk membangun suasana belajar siswa dengan cara memberikan contoh-contoh interaksi sosial asosiatif dan disosiatif yang ada di masyarakat. Guru meminta siswa untuk menyebutkan interaksi sosial, baik asosiatif maupun disosiatif yang pernah dilakukan.
Penyajian gambar sesuai urutan materi oleh guru, yang dilakukan dengan menayangkan gambar-gambar interaksi sosial asosiatif (kerja sama, akomodasi, akulturasi, dan asimilasi) serta interaksi sosial disosiatif (persaingan, kontravensi, dan pertentangan). Siswa melakukan pengamatan pemasangan gambar yang dilakukan, dengan cara guru memanggil siswa secara acak untuk memasangkan gambar.
Penjajakan yang dilakukan dengan cara guru meminta siswa untuk memberikan alasan atas gambar yang disusun, penyajian kompetensi, dari penjajakan yang telah dilaksanakan. Guru menjelaskan materi lebih lanjut berdasarkan komptensi dasar yang ingin dicapai. Refleksi guru dengan siswa terkait dengan pembelajaran yang telah dilakukan.
Melalui pembelajaran picture and picture, ternyata siswa lebih mudah memahami materi tentang Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model picture and pincture akan meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa yang pada akhirnya mencapai tingkat ketuntasan yang cukup tinggi. Dengan demikian, diharapkan segala kesulitan terpecahkan yang akhirnya tujuan pendidikan tercapai. (tt1/aro)
Guru SMP Negeri 1 Patebon, Kabupaten Kendal