28 C
Semarang
Thursday, 17 April 2025

Asyiknya Belajar Bahasa Inggris di Perpustakaan

Oleh : Wuri Handayani, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Darmono (2001 : 03) mengemukakan bahwa perpustakaan pada hakekatnya adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya. Perpustakaan dapat pula diartikan sebagai tempat kumpulan buku – buku atau tempat buku – buku dihimpun dan diorganisasikan sebagai media belajar siswa.

Dalam dua dekade terakhir ini perpustakaan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sekolah. Hampir setiap sekolah mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi terdapat perpustakaan.

Winkel (2009) menjelaskan, belajar adalah suatu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi denganlingkungan dan menhasilkan perubahan. Untuk mengatasi kehampaan dan kebosanan belajar, guru sebaiknya mendesain strategi belajar misalnya dalam belajar bahasa, strategi belajar memanfaatkan memori seperti penggunaan perumpamaan (imagery), berfungsi tinggi membantu siswa menyimpan dan mengingat kembali informasi baru.

Selain mendesain strategi belajar seorang guru juga perlu mengadakan berbagai metode dalam pelaksanaan pembelajaran di semua mata pelajaran tak terkecuali pelajaran Bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan salah satu pelajaran yang sulit dipelajari oleh sebagian besar siswa selain pelajaran Matematika dan IPA.

Karena itu saya mencoba memakai perpustakaan sebagai alternatif tempat dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Hal ini saya lakukan dengan harapan agar untuk mengurangi kebosanan, kejenuhan siswa dalam belajar di dalam belajar di kelas. Selain itu untuk memberikan suasana baru dalam belajar sehingga siswa merasa nyaman dan senang dalam belajar.

Dalam pelaksanaan, saya ajak anak kelas VIII A SMP Negeri 4 Gringsing ke perpustakaan untuk belajar Bahasa inggris dengan materi recount text. Setelah berdoa saya beri penjelasan juga catatan recount text juga unsur kebahasaan yang digunakan dalam recount text.

Recount text adalah sebuah teks yang menceritakan tentang pengalaman pribadi seseorang di masa lampau tujuan adalah untuk menceritakan ulang pengalaman di masa lampau. Struktur teks yang digunakan : orientasi, event, re-orientasi, dan unsur kebahasaan yang digunakan adalah simple past tense.

Setelah selesai memberikan penjelasan, saya meminta pada anak – anak untuk membuat cerita tentang pengalaman mereka masing – masing. Mereka pun berpencar mencari tempat yang nyaman di dalam perpustakaan, agar mereka bisa menuliskan pengalamannya masing – masing tanpa merasa malu.

Dalam membuat cerita pengalaman pribadi tak sedikit banyak anak yang bertanya karena mungkin bingung, bagaimana cara membuat dan bagaimana memulainya. Maka saya menjelaskan lagi materi recount text. Setelah selesai menjelaskan sekali lagi materi recount text dan anak – anak menyelesaikan membuat cerita hasil dikumpulkan dan anak – anak diminta untuk membacakan hasilya di hadapan teman – temannya.

Saat itu terlihat ekspresi anak yang bersemangat dan juga senang, walaupun hasil dari cerita pengalaman pribadi mereka belum sempurna, di sana sini masih banyak kekurangan.

Di akhir pembelajaran saya tanyakan bagaimana kesan saat pembelajaran di perpustakaan. Sebagian besar dari anak – anak menjawab sangat senang karena bisa belajar di perpustakaan. Mereka bisa menuangkan ide dalam membuat cerita pengalaman pribadi. Untuk itu diharapkan seorang guru harus bisa menggunakan berbagai media dan juga tempat dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga anak akan merasa senang, nyaman dalam mengikuti pembelajaran, yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar. (tt1/ton)

Guru SMP N 4 Gringsing, Batang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya