RADARSEMARANG.COM, PANDEMI wabah penyakit yang bersifat global dan hampir melanda seluruh bangsa di dunia ini benar benar telah memporak porandakan sendi-sendi kehidupan yang ada. Hampir semua bangsa dan semua negara mengalaminya. Pandemi telah merubah banyak tatanan kehidupan masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari.
Orang-orang diseluruh belahan dunia di wajibkan untuk berperilaku budaya bersih dengan mencuci tangan, menghindari kontak satu sama lain (physical distancing), selalu memakai masker ketika beraktivitas. Untuk kegiatan yang tidak mengharuskan bertatap muka secara langsung timbul pemikiran untuk menghadirkan sebuah terobosan beruba ide bertemu di dunia maya secara daring (online).
Pembelajaran secara daring melalui beberapa platform media sosial dan beberapa aplikasi komputer menjadi pilihan yang paling rasional. Sehingga lewat media tersebut diharapkan proses pembelajaran antara guru dan siswa masih tetap dapat berlangsung tanpa harus bertatap muka secara langsung.
Proses pembelajaran selama pandemi ini menuntut guru untuk berpikir dan semakin kreatif dalam mengemas materi pembelajaran yang ada. Penulis yang merupakan seorang guru pada satuan pendidikan di SMK Negeri 7 semarang melakukan sebuah kreativitas melalui inovasi pemberian tugas dalam proses pembelajaran bahasa inggris. Penulis mencoba menerapankan pemanfaatan sosial media sebagai sarana meningkatkan kreativitas siswa.
Pemikiran di atas didasari pada beberapa pemikiran bahwa media sosial merupakan teman bagi semua siswa pada saat ini. Hampir tidak ada satupun siswa yang tidak memiliki media sosial. Bahkan sekarang di mungkinkan seorang siswa memiliki beberapa platform sosial media yang terpasang pada gadget mereka masing-masing. Selain itu siswa generasi milineal sudah terbiasa untuk membuat sebuah content untuk sekedar mengisi platform media sosial mereka masing-masing ataupun untuk sekedar menyapa teman-teman mereka yang tertaut pada media sosial tersebut.
Dari dua faktor di atas penulis mencoba merangkai menjadi sebuah tugas proses pembelajaran dengan memanfaatkan kreativitas mereka dalam membuat content dan membagi content tersebut melalui media sosial mereka masing-masing dalam hal ini berupa media sosial Instagram. Kegiatan share lewat instagram ini juga di maknai sebagai penilaian untuk konten tugas yang telah mereka buat. Penilaian ini melalui komen maupun notifikasi like yang mereka dapatkan di platform Instagram media sosial mereka.
Adapun tugas yang harus dikerjakan oleh siswa dibuat melalui sebuah konten berbasis video blogging atau yang anak sekarang sering menyebutnya Vlog. Video blogging atau Vlog yang anak sekarang sering buat adalah sebuah blog, dimana terdapat konten berupa video di dalamnya dan nantinya akan diunggah melalui situs kanal atau media sosial tertentu.
Vlog juga dapat digambarkan dalam suatu bentuk kegiatan blogging dengan menggunakan media video di atas penggunaan teks atau audio sebagai sumber media perangkat seperti ponsel berkamera, kamera digital yang bisa merekam video, atau kamera murah yang dilengkapi dengan mikrofon merupakan modal yang mudah untuk melakukan aktivitas blog video.
Penulis yang merupakan guru mata pelajaran Bahasa Inggris pada satuan pendidikan SMK Negeri 7 Semarang mencoba untuk menerapkan penguasaan materi Describing Places pada setiap siswanya untuk mendiskripsikan atau menjelaskan tempat-tempat tujuan wisata yang berada di kota Semarang yang bisa menjadi promosi bagi tourism destination di kota ini.
Hasil video mereka yang menggunakan pengantar bahasa inggris, kemudian mereka unggah di media sosial mereka masing-masing yang berbasis Instagram.
Setelah melakukan pemeriksaan beberapa hasil yang telah di publikasikan lewat sosial media tiap-tiap siswa penulis mendapatkan beberapa catatan unik. Para siswa belum mempunyai kepercayaan diri yang cukup tinggi dengan karya yang mereka coba tampilkan. Salah satunya mereka menggunakan fake account instagram ali-alih menggunakan akun asli yang mereka gunakan dalam keseharian.
Mereka belum cukup memiliki kepercayaan diri menggunakan akun asli untuk menampilkan tugas mereka, hal itu mungkin dikarenakan juga oleh beberapa faktor yang tentunya para pelajar itu sendiri yang lebih mengerti alasan yang menyertainya.
Ada juga yang unik lainnya yang ditemukan penulis. Beberapa siswa sengaja mematikan kolom komentar, kemungkinan besar para siswa tersebut belum siap dengan komentar-komentar yang mungkin akan muncul menyertai postingan tugas mereka pada sosial media.
Dari uraian di atas akan menjadi masukan dan feedback bagi penulis untuk lebih meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran dalam hal pemberian materi maupun untuk pemberian penugasan.
Dari kesemua itu penulis mencoba berkreasi bahwa kondisi PANDEMI bukan suatu halangann untuk menerapkan cara-cara kreatif dalam proses pembelajaran yang diampu. Dengan kata lain kondisi pandemi bisa kita sikapi menjadi tantangan untuk menjadikan proses pembelajaran kita menjadi lebih keren. (rn2/zal)
Guru SMKN 7 Semarang