34 C
Semarang
Saturday, 21 June 2025

Praktikum Sel Volta dengan Mudah dari Rumah

Oleh : Hadi Widodo, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Kondisi pembelajaran jarak jauh/daring tidak memungkinkan guru mapel IPA pada jenjang SMA/MA, khususnya kimia untuk melakukan praktik secara penuh di laboratorium. Padahal kegiatan praktikum ini merupakan ruhnya pembelajaran IPA.

Agar tidak menjadikan kendala maka penulis siasati melalui pembelajaran dengan pendekatan Project Based Learning (PJBL) dilakukan dari rumah dengan mudah dan berbiaya murah.

Menurut Daryanto dan Raharjo (2012: 162) Project Based Learning, atau PJBL adalah model pembelajaran yang yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dan beraktivitas secara nyata.
PJBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan yang kompleks yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya.

Kemudian Fathurrohman (2016: 119) mengatakan pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Pembelajaran ini adalah ganti dari pembelajaran yang masih terpusat pada guru. Penekanan pembelajaran ini terletak pada aktivitas perserta didik yang pada akhir pembelajaran dapat menghasilkan produk yang bisa bermakna dan bermanfaat.

Pada PJJ kimia kelas XII materi sel volta sejak awal peserta didik diberikan tugas proyek. Yaitu membuat sel volta dari buah-buahan yang dikerjakan secara mandiri oleh peserta didik meliputi, merancang sel volta, melakukan praktikum dan mendokumentasikan (memvideokan) serta membuat laporan.

Dalam proyek ini peserta didik harus membuat sel volta (semacam aki/baterei ) yang berasal dari buah-buahan yang ada di sekitarnya (jeruk, tomat, kentang dan sebagainya). Dapat menggunakan potongan kabel yang ada (tidak harus beli), potongan seng/paku yang ada bahkan bisa menggunakan uang koin sebagai elektrodanya.

Sehingga proyek ini betul-betul mudah dikerjakan, murah dan ramah lingkungan. Saat melakukan praktikum, peserta didik harus memvideokan serta memberi narasi tentang jalannya/prosedur praktikum sel volta dengan wajah praktikan harus tampak penuh. Hal ini sebagai wujud tanggung jawab dan kemandirian peserta didik.

Penerapan model pembelajaran ini penuh tantangan. Pada tahap persiapan peserta didik sudah ditantang untuk membuat rancangan percobaan sel volta dari buah-buahan, termasuk memilih alat bahan dan prosedurnya.

Berikutnya peserta didik melakukan praktikum sel volta secara mandiri di rumah.Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana membuat lampu LED menyala dengan sel volta buatannya. Kondisi ini tidak mudah dan juga bukan berarti sulit. Peserta didik harus terampil merangkai kabel ke lampu LED, memilih buah yang cocok, memilih elektroda yang sesuai serta menyusun jarak antar-elektroda harus tepat. Kemudian saat praktikum peserta didik, harus merekam video disertai narasi yang lengkap dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Banyak peserta didik melakukan praktikum ini tidak hanya sekali, karena lampu LED tidak menyala. Penulis sebagai guru terus memberi semangat untuk tidak menyerah dan terus mencoba sampai berhasil.

Setelah mengirimkan video hasil praktikum sel volta, peserta didik diminta untuk mengirimkan laporan hasil praktikum sesuai dengan kaidah yang ada. Siswa harus banyak membaca buku referensi ataupun literasi media untuk membuat laporan yang bagus dan memenuhi kriteria . Di sini akan terlihat kemampuan menulis dan mengungkapkan fakta/ide dari peserta didik.

Dari hasil evaluasi penerapan model pembelajaran Project Based Learning sel volta, semua peserta didik mengikuti dengan aktif secara mandiri. Semua peserta didik terlibat aktif mulai tahap pembuatan rancangan percobaan hingga pengiriman laporan secara mandiri dan bertanggung jawab serta rasa ingin tahu.

Disamping itu penerapan model Proyek Based Learning ini mendorong peserta didik untuk memiliki keterampilan abad 21 (4 C : berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif ) dan berkarakter serta rasa tanggung jawab. Yang lebih penting lagi kegiatan ini juga sejalan dengan prokes pencegahan Covid-19 selama pandemi belum berakhir.

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, maka penerapan model ini sangat cocok untuk materi lainnya baik untuk pembelajaran kimia maupun pelajaran lainnya di kelas X, XI dan XII. (ng1/lis)

Guru Kimia di SMAN 1 Ngluwar, Kabupaten Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya