RADARSEMARANG.COM, Dunia semakin ke sini semakin tua. Perubahan zaman tak terelakkan lagi. Dari yang dulu zaman kereta lokomotif batu bara sampai sekarang kereta listrik. Dari pedati kereta kuda sekarang sudah mobil listrik. Dari makanan masakan kayu bakar sampai buatan bunda sendiri yang dibuat dengan penuh cinta. Sekarang diganti dengan makanan cepat saji. Hal ini karena pengaruh globalisasi.
Apa itu globalisasi? Globalisasi adalah keadaan dimana dunia seakan-akan tiada batas. Hal-hal yang terkena dampak globalisasi adalah makanan, pakaian, alat transportasi, alat komunikasi, dan perubahan sikap. Dalam hal makanan kita mengenal spaghetti, pizza, hamburger, susimi. Itu semua makanan dari luar. Makanan tersebut tidak hanya kesukaan anak-anak, remaja tetapi juga digemari orang tua. Di bidang transportasi dulu menggunakan pedati, kereta kuda, kuda, sekarang sepeda, sepeda motor, mobil kapal laut dan pesawat terbang.
Pada alat komunikasi dulu melalui tanda-tanda seperti asap, kentongan, peluit, burung merpati. Sedang sekarang melalui email, HP benda kecil yang bisa membuat dunia bisa kebakaran jenggot. Perubahan sikap manusia sekarang dengan dulu jauh sekali.
Dulu keramahan, jiwa sosial sangatlah tinggi. Sekarang manusia sering kelihatan cuek, egois, yang sangat kita khawatirkan adalah generasi yang akan datang. Jika pengaruh globalisasi sudah melekat di diri mereka bagaimana dengan generasi Indonesia di masa nanti yang dulu terkenal ramah dan suka menolong.
Kita intip dunia medsos sekarang banyak kejadian-kejadian dan perilaku penyimpangan, situs pornografi mudah dilihat kesempatan mempraktikkanpun mudah bagi mereka yang fondasinya sangat lemah. Anak muda sering mencari jalan pintas. Untuk mendapatkan uang dengan mudah demi pakaian bagus, wajah yang kinclong. Sedang om-om yang banyak uang adalah sasaran empuknya.
Om-om pun butuh pelampiasan akan kejenuhannya. Simbiosis mutualisme berlaku. Sikap sopan anak-anak muda sekarang sudah overdosis. Tidak hanya mereka suka membantah pada orang tua sulit diatur dan semena-mena. Bahkan sering kadang ada yang mengancam, mogok makanlah. Bahkan pergi dari rumah.
Sebagai orang tua kadang bingung menanganinya. Dengan melihat kenyataan ini maka sangatlah penting adanya tameng untuk mencegah melekatnya dampak globalisasi negatif pada anak-anak kita. Sebagai orang tua lebih-lebih pendidik sudah seharusnya peduli bahkan sangat peduli akan situasi seperti sekarang.
Sikap dan langkah yang perlu diambil adalah dengan memberikan pendidikan karakter pada anak-anak. Kita beri pembekalan dengan memberikan contoh sikap tata krama, sikap sosial dan keagamaan. Tata krama baik sikap maupun berkata-kata.
Hal ini membuat anak-anak memiliki hati yang lembut, penyabar, penurut bersikap dan berkata dengan sopan. Kalau di Jawa namanya unggah-ungguh. Jadi ketika kita bersikap dan bertutur kata dengan yang lebih tua dengan yang lebih muda ada aturan tertentu. Dengan tata krama kita menjauhkan dari sikap menyinggung, rasa hormat menghormati sangatlah kental.
Kemarahan sangat dijaga karena marah dianggap tidaklah sopan dan mereka memiliki sifat penyabar dan memahami satu sama lain. Ketika di sekolah anak-anak pun dibekali dengan pendidikan budi pekerti.
Pembiasaan setiap pagi dengan doa-doa penjelasan materi sesuai kaidah dan juga pedoman pada agama masing-masing membuat anak-anak akan menurut dan takut pada Tuhan sehingga mereka akan menjaga sikap dan tingkah laku yang bertata karma.
Perkelahian membuat onar perbuatan asusilapun menjadi berkurang kehidupan menjadi nyaman. Hal ini tidak lepas juga dari partisipasi orang tua. Orang tua harus ikut mengawasi dan mendukung agar pendidikan karakter yang diperoleh siswa di sekolah bermanfaat dan dapat dipraktikkan di lingkungan rumah maupun masyarakat.
Pendidikan kareakter juga mengajarkan tentang kedisiplinan. Dengan sikap disiplin membuat anak selalu tepat waktu bisa membagi waktu. Belajar dengan baik sehingga ilmu yang didapat bisa diserap kelak ketika terjun di masyarakat menjadi insan yang mumpuni di bidangnya. Pengangguran dapat dikurangi. Masyarakat yang aman dan makmur yang kita harapkan pun dapat dinikmati. (wa1/lis)
Guru SDN 05 Kabunan, Kec. Taman, Kabupaten Pemalang