RADARSEMARANG.COM, Salah satu faktor keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh model pembelajaran yang dipergunakan guru yang menarik dan sesuai tingkat pemahaman siswa. Peserta didik merasa senang dan termotivasi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Terlebih siswa kelas rendah seperti halnya siswa kelas 1 SD Negeri Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.
Untuk menyampaikan materi penulis menggunakan model pembelajaran Picture and Picture. Suprijono (dalam Huda 2014: 236) mengemukakan, “Picture and Picture merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran.
Adapun langkah- langkah dalam model pembelajaran Picture and Picture menurut Suprijono (dalam Huda 2014: 236- 238) adalah sebagai berikut : pertama penyampaian kompetensi. Pada tahap ini, guru diharapkan terlebih dahulu menyampaikan kompetensi dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian, siswa dapat mengukur sampai sejauh mana kompetensi yang harus mereka kuasai. Di samping itu, guru harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian kompetensi tersebut untuk mengukur tingkat keberhasilan.
Kedua, presentasi materi. Pada tahap penyajian materi, guru telah menciptakan momen awal pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dapat dimulai dari sini. Pada tahap inilah, guru harus berhasil memberikan motivasi pada siswa yang kemungkinan masih belum siap. Ketiga, penyajian gambar. Pada tahap ini, guru menyajikan gambar dan mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditujukkan. Dengan gambar, guru akan lebih hemat energi, dan siswa juga akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Keempat, pemasangan gambar.
Pada tahap ini, guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian untuk memasangkan gambar secara berurutan dan logis. Guru juga dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif sebab siswa cenderung merasa tertekan. Salah satu caranya adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus benar-benar siap menjalankan tugas yang diberikan.
Kelima, penjajakan. Tahap ini mengharuskan guru untuk menanyakan kepada siswa tentang alasan/dasar pemikiran dibalik urutan gambar yang disusunnya. Setelah itu, siswa bisa diajak untuk menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan kompetensi dasar berdasarkan indikator-indikator yang ingin dicapai. Guru juga bisa mengajak sebanyak mungkin siswa untuk membantu sehingga proses diskusi menjadi semakin menarik. Keenam, penyajian kompetensi. Berdasarkan komentar data penjelasan atas urutan gambar-gambar, guru bisa memulai menjelaskan lebih lanjut sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
Selama proses ini, guru harus memberikan penekanan pada ketercapaian kompetensi tersebut. Di sini, guru bisa mengulangi, menuliskan atau menjelaskan gambar-gambar tersebut agar siswa mengetahui bahwa sarana tersebut penting dalam pencapaian kompetensi dasar dan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Ketujuh, penutup. Di akhir pembelajaran, guru dan siswa saling berefleksi mengenai apa yang telah dicapai dan dilakukan. Hal ini untuk memperkuat materi dan kompetensi dalam ingatan siswa.
Adapun model pembelajaran Picture and Picture menurut Suprijono (dalam Huda 2014:239) adalah guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Siswa dilatih berpikir logis dan sistematis. Siswa dibantu belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir, potensi yang dimiliki siswa untuk dikembangkan. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. Dengan demikian model pembelajaran Picure and Picture solusi dalam pembelajaran di kelas 1 sekolah dasar. (mn2/lis)
Guru SDN Tirto, Kec. Grabag, Kabupaten Magelang