29 C
Semarang
Wednesday, 16 April 2025

Model STAD dan Media Gambar Tingkatkan Hasil Belajar Siswa

Oleh : Sri Rini S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, DINAS Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal mengeluarkan kebijakan pembelajaran pasca pandemi Covid-19 pada sekolah-sekolah mulai dari PAUD, SD, SMP. Salah satunya adalah pembelajaran tatap muka 100 persen hanya diperbolehkan untuk sekolah-sekolah yang telah memenuhi syarat antara lain, 1) guru dan siswa sudah 100 persen mendapat vaksin dosis 1 dan 2, dan 2) sekolah menerapkan prokes sesuai standar.

SDN 2 Selokaton Sukorejo Kendal termasuk salah satu sekolah yang diizinkan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka 100 persen. Namun hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Selokaton Sukorejo Kendal semester II tahun pelajaran 2021/2022 khususnya mata pelajaran IPS materi Sikap Terhadap Pengaruh Globalisasi belum memuaskan. Karena banyak siswa yang belum dapat mencapai ketuntasan hasil belajarnya.

Hal ini terbukti dari hasil penilaian harian, banyak siswa yang tidak tuntas atau tidak mencapai nilai ketuntasan minimal 70. Dari 12 siswa hanya 5 siswa atau 43 persen yang mencapai ketuntasan, sehingga masih ada 7 siswa atau 57 persen yang belum mencapai ketuntasan. Dengan rentang nilai 0–100, nilai tertinggi hanya 78, nilai terendah 40, dan rata-rata nilai hanya 60.

Hal ini disebabkan antara lain, 1) siswa kurang memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru; 2) siswa tidak berani bertanya walaupun sudah diberi kesempatan untuk bertanya; 3) siswa kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar; dan 4) siswa tidak dapat menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan dari guru yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

Untuk mengatasi permasalahan ini, penulis menerapkan pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Divisions) berbantuan media gambar. Model pembelajaran STAD merupakan model pengajaran yang memilah siswa ke dalam tim belajar yang beranggotakan 4 orang, yang merupakan campuran berdasarkan tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, kemudian siswa bekerjasama di dalam tim mereka. Untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Pada akhir pelajaran setiap siswa diberi kuis tentang materi dan antarsiswa tidak boleh saling membantu.

Kelebihan pembelajaran STAD, 1) proses belajar mengajar lebih menarik; 2) siswa lebih bersemangat mengikuti pelajaran; 3) meningkatkan imajinasi siswa; 4) melatih siswa untuk bekerjasama dengan orang lain; 5) siswa mampu menghargai pendpat orang lain (Slavin, 1995). Penggunaan media gambar karena mudah didapat, bahkan dapat dibuat oleh siswa sendiri, serta mudah digunakan dalam proses belajar mengajar.

Pengalaman penulis menerapkan pembelajaran STAD dengan media gambar mata pelajaran IPS materi Sikap Terhadap Pengaruh Globalisasi dengan banyak langkah. Setelah melakukan kegiatan pendahuluan (apersepsi) serta menyampaikan tujuan atau topik pembelajaran pada siswa, maka tahapan berikutnya yang perlu ditempuh dalam pembelajaran melalui model STAD adalah sebagai berikut, 1) membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa secara heterogin; 2) guru menjelaskan materi pembelajaran berbantuan media gambar; 3) guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan secara berkelompok; 4) anggota kelompok yang mengerti tentang materi dapat menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain; 5) guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa; 6) guru memberikan evaluasi; dan 7) menarik kesimpulan.
Setelah pembelajaran selesai, penulis meminta siswa memberikan komentar berkaitan dengan pembelajaran STAD dengan media gambar. Hasil penilaian sangat memuaskan, karena dari 93 persen siswa tuntas belajar dengan rata-rata mencapai 85 dan 93 persen siswa menyatakan sangat senang dengan proses pembelajaran STAD dengan media gambar. (*/ida)

Guru Kelas VI SDN 2 Selokaton, Sukorejo, Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya