31 C
Semarang
Saturday, 3 May 2025

Penerapan Model LeaCy dalam Pembelajaran Menulis

Oleh : Dra. Eva Ratihwulan, M.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Mengaji tentang pendidikan saat ini, tidak terlepas dengan kurikulum paradigma baru yang siap dilaksanakan. Kurikulum paradigma baru yang dimaksud adalah kurikulum merdeka belajar. Melalui program Mendikbudristek Nadiem Makarim pelaksanaan kurikulum merdeka belajar ini diberlakukan secara terbatas dan bertahap melalui program sekolah penggerak.

Menerapkan program atau sesuatu yang baru tentunya tidak mudah dan cepat. Semua membutuhkan proses. Yang jelas arah dari penerapan kurikulum merdeka ini salah satunya adalah menciptakan Profil Pelajar Pancasila (PPP). Istilah ini tentu bukan sesuatu yang baru bagi pembaca. Hanya saja yang menjadi pertanyaan, bagaimanakah implementasi dalam pembelajaran? Bagaimana proses yang dilakukan guru dalam mendukung program tersebut?

Guru yang berada di sekolah yang belum melaksanakan sebagai sekolah penggerak tentunya baru “meraba” dan menjadi pembelajar yang proaktif mencari tahu. Guru yang menjadi ujung tombak pembelajaran di kelas dan berhadapan langsung dengan peserta didik dituntut melakukan penyesuaian dengan paradigma baru. Tuntutan minimal bagi guru mampu menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang identik dengan peserta didik era sekarang.

Wacana kurikulum merdeka menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pemuda Pancasila. Guru memiliki fleksibilitas dalam melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai kemampuan peserta didik dan kontekstual. Berpijak pada wacana ini, muncul gagasan untuk menerapkan model Learning Cycle (selanjutnya disebut LeaCy) dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di kelas.

Model pembelajaran LeaCy ini pada mulanya digagas oleh David Colb yang menerapkan empat tahap (Rifa’i, 2020). Implementasi model LeaCy saat ini dapat dikembangkan menjadi lima tahap yakni engage (kaitkan), explore (libatkan), explain (jelaskan), exted (kebanggaan)/elaborasi, dan evaluate (evaluasi).

Model LeaCy dapat diimplementasikan dalam pembelajaran sains,sosial, maupun bahasa. Model LeaCy merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Implementasi model LeaCy dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis karya ilmiah pada siswa kelas XI sangat efektif. Prinsip siklus belajar (learning cycle) yang menerapkan fase-fase ini merupakan upaya guru menjelaskan konsep atau definisi yang lebih formal dan menghindari perbedaan konsep pemahaman siswa. Pembelajaran menulis karya ilmiah menekankan konsep menulis terarah, logis, terstruktur, dan pembakuan kalimat.

Diawali dengan fase membangkitkan minat/mengajak (engagement) yang diterapkan saat apersepsi. Guru menayangkan video pendek sebuah penelitian sebagai upaya motivasi dan rasa ingin tahu. Guru mengaitkan topik dengan pengalaman minat siswa melalui pertanyaan. Selanjutnya masuk ke fase eksplorasi (exploration) dengan melibatkan siswa dalam kelompok kecil untuk bekerja secara kolaborasi.
Mengerjakan tugas menjawab pertanyaan dengan melakukan riset sesuai pengalaman mereka. Konsep kontekstual di sini diterapkan. Fase ketiga, explanation yakni saatnya mereka berbagi dengan menjelaskan hasil temuan mereka. Sebagai dasarnya menjawab pertanyaan panduan dengan waktu teridentifikasi.

Fase keempat (elaboration/extention) kelompok melibatkan kelas mengajak untuk memperluas konsep, memberi contoh lain, mengaitkan presentasi mereka ke informasi lain. Dapat pula mengembangkan konsep logika yang kontekstual dengan dunia nyata yang ada di sekitar pembelajar.

Pada tahap ini guru dapat menerapkan pelibatan pembelajar dari sisi emosi, rasa, penalaran, kecermatan, dan pengembangan sosial spiritual. Guru sebagai fasilitator mengarahkan agar tercipta proses asimilasi, akomodasi, dan organisasi untuk mencapai struktur kognitif siswa.

Fase kelima, yakni evaluasi (evaluation). Tiap individu siswa atau kelompok kecil melakukan evaluasi atas proses ketika mereka menulis. Setelah itu karya siswa dievaluasi oleh rekan-rekannya dengan membubuhkan catatan. Selanjutnya tiap kelompok akan melakukan revisi.
Hasil akhir inilah merupakan proyek pembelajaran menulis. Tahap ini guru menilai sejauh mana siswa memperoleh pemahaman tentang konsep pokok materi ajar.

Guru akan melakukan evaluasi ulang guna mengetahui sejauh mana wawasan pengetahuan baru diserap siswa. Manakala karya bentuk tulisan belum mencapai hasil seperti yang diharapkan, guru akan melakukan pembelajaran ulang, melalui siklus kedua. Demikian berlanjut menerapkan lima fase kembali.

Model pembelajaran LeaCy di kelas kiranya dapat meningkatkan potensi peserta didik yang kompetitif, inovatif, kritis, kolaboratif serta berkarakter. Guru dapat menerapkan model ini sebagai model pengajaran yang variatif dan menantang. Harapannya pembentukan profil pelajar Pancasila dapat terbantu dengan intensitasnya penerapan model ini. (lm1/lis)

Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 5 Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya