28 C
Semarang
Saturday, 10 May 2025

Buku Pemula Bantu Siswa Kelas 1 Lancar Membaca

Oleh: Dewi Kurniawati,S.Pd.SD

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, VIRUS korona atau Covid-19, berdampak besar bagi pendidikan. Terutama pada pendidikan di jenjang SD kelas 1. Karena pembelajaran di kelas 1 SD merupakan pembelajaran tahap awal atau bisa juga disebut membaca permulaan. Pembelajaran membaca untuk kelas 1 harus mendapatkan perhatian yang serius.

Hal ini penting karena kelas 1 merupakan fondasi bagi kelas-kelas selanjutnya. Karena adanya pandemic yang mendunia dan persebaran di tahun 2020, virus tersebut masuk ke Indonesia. Upaya pencegahan persebaran virus tersebut pemerintah melakukan pembelajaran secara daring, atau pembelajaran melalui media elektronika, bisa melalui zoom, skype dan google meet.

Setiap kelas harus ada grup yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru kelas, guru mapel dan siswa atau wali siswa. Setiap jadwal kegiatan di share melalui grup kelas masing-masing.

Di pedesaan cara pembelajaran daring sangat kurang sempurna, mulai dari permasalahan sinyal yang sulit, tidak adanya kuota yang dimiliki , model hp yang tidak bisa untuk aplikasi wa, dan lain sebagainya. Di tambah lagi dengan orang tua yang tidak sepenuhnya memperhatikan tentang pendidikan anak, yang semuanya di serahkan pada sekolah, situasi seperti ini membuat semakin sulit bagi kami untuk melaksanakan pembelajaran secara daring.

Apalagi untuk anak kelas 1 yang di rumah wali murid tidak semuanya bisa membimbing anak dalam belajar membaca. Dengan adanya permasalahan seperti ini kami berfikir bagaimana supaya pembelajaran tetap berjalan dengan baik tanpa membebani wali siswa untuk membeli kuota, dan membeli hp yang bisa untuk mendukung pembelajaran. Salah satunya adalah menggunakan buku pemula, yang semula kami ketik sendiri lalu kami perbanyak dengan cara di fotocopy dan kami buat seperti buku.

Dalam kegiatan KBM, kami menggunakan beberapa metode pembelajaran. Salah satunya kami mendatangi anak-anak dari rumah kerumah secara terkoordinir . Kami melaksanakan homeschooling dengan waktu yang terbatas, karena harus terbagi-bagi. Siswa kami terdiri dari 2 pedukuhan yang jaraknya harus di tempuh menggunakan kendaraan, karena jarak yang 1 dukuh dengan dukuh yang lain agak jauh.

Dengan metode homeschooling itulah kami benar-benar harus memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Pada awal kegiatan kami mengesampingkan buku paket yang seharusnya kami berikan langsung ke anak. Tapi dengan situasi yang sebagian besar anak belum bisa membaca akhirnya kami mengesampingkan buku paket tersebut. Kami mengutamakan memakai buku eja yang bergambar. Buku paket hanya kami berikan dengan menceritakan isi buku paket tanpa anak membaca buku paket tersebut.

Tidak semua anak bisa menggunakan metode yang sama. Ada anak yang bisa menerima dengan metode kartu huruf, ada anak juga yang dengan melihat dan mendengarkan video belajar membaca dari youtube yang kami berikan melalui LCD yang video nya sudah kami donwload sebelumnya. Setelah anak-anak sudah bisa mengenal huruf dengan cara melihat video , kami melanjutkan dengan metode dengan buku baca yang berisi huruf dan gambar.

Metode tersebut kami gunakan kurang lebih 2 minggu anak-anak sudah bisa membaca kata yang terdiri dari huruf vocal dan konsonan. Anak-anak yang sudah bisa membaca kalimat pendek kami lanjutkan dengan membaca pada materi buku paket. Seperti yang diterapkan di SDN Keteleng 03, Kab, Batang. (wa1/zal)

Guru SDN Keteleng 03, Kab. Batang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya