RADARSEMARANG.COM, Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak. Proses pembelajaran dalam pendidikan melalui proses pembelajaran formal dan proses pembelajaran nonformal. Salah satu mata pelajaran yang wajib dalam pendidikan formal yaitu mata pelajaran matematika.
Mata pelajaran matematika di sekolah dasar sangat penting sebagai dasar peserta didik menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari secara terstruktur dan terorganisasi. Salah satunya mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB.
Tidak sedikit siswa di SDN Krasak 1 yang memiliki stigma matematika pelajaran yang susah dan menakutkan. Pandangan ini dapat muncul karena siswa ketika belajar matematika tidak menggunakan metode yang tepat sehingga siswa kurang nyaman dan berakhir dengan tidak paham.
Menurut Sudjana (2005 : 90) alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Selain itu, menurut Kochhar (2008 : 214) alat peraga adalah perlengkapan yang menyajikan satuan-satuan pengetahuan melalui stimulasi pendengaran, penglihatan atau keduanya untuk membantu pembelajaran.
Salah satu alternatif alat peraga yang dapat digunakan dalam pengajaran Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) adalah dengan menggunakan alat peraga dakon matematika (dakota). Dakota merupakan salah satu alat peraga yang menggabungkan antara permainan tradisional dan pembelajaran matematika.
Sehingga diharapkan selain mampu menjadi alat peraga dalam pembelajaran matematika yang menyenangkan dan dapat meningkatkan penguasaan materi siswa pada pokok bahasan KPK dan FPB di SD Negeri Krasak 1. Selain itu alat peraga dakota juga diharapkan mampu melestarikan salah satu permainan tradisional Indonesia yaitu dakon.
Dakon atau yang lebih familiar dengan sebutan congklak. Dakota dapat dimainkan secara perorangan minimal 2 orang maupun secara berkelompok.
Pertama-tama siapkan papan dakota. Papan ini terdiri dari 7 lubang ke kanan dan 8 lubang ke bawah. Yang artinya dalam satu papan terdapat 56 lubang secara keseluruhan. Sebelum menggunakan alat peraga dakon, siswa harus mengetahui dahulu kelipatan dan faktor suatu bilangan.
Berikut langkah untuk mencari KPK: permainan ini dilakukan oleh dua siswa. Setiap siswa memegang satu angka (misalnya mencari KPK dari 5 dan 2 maka siswa pertama fokus pada angka 5 dan siswa selanjutnya fokus pada angka 2).
Siswa pertama yang memegang angka 5 maka dia akan menjalankan biji dakon (mengisi lubang-lubang dakon) pada kelipatan lima. Setelah siswa pertama selesai maka siswa ke dua melanjutkan permainan dengan memasukkan biji dakon pada lubang kelipatan dua kemudian berhenti setelah biji dakon siswa pertama dan biji dakon siswa kedua berada pada satu lubang (lubang 10).
Biji pemain pertama dan pemain kedua berada pada lubang kesepuluh maka 10 merupakan KPK dari 5 dan 2. Permainan diulang dengan soal yang berbeda.
Langkah untuk mencari FPB : misal mencari FPB dari 6 dan 4, maka siswa pertama menaruh 6 biji dakon dalam lingkaran A dan siswa kedua menaruh 4 biji dakon pada lingkaran B.
Siswa pertama memperhatikan biji-biji pada lingkaran A dan siswa kedua memperhatikan biji-biji pada lingkaran B. Siswa pertama meletakkan biji pada bilangan yang merupakan faktor dari 6 dan siswa kedua meletakkan biji pada bilangan yang merupakan faktor dari 4.
Bilangan terbesar terdapat 2 biji dengan warna berbeda merupakan faktor persekutuan terbesar dari kedua bilangan tersebut. Jadi 2 merupakan FPB dari 6 dan 4. Permainan diulang dengan soal yang berbeda.
Ternyata dengan permainan dakota siswa kelas IV di SD Negeri Krasak 1 sangat antusias dalam belajar. Mereka tidak menyadari dengan bermain dakota, dapat menyelesaikan soal KPK dan FPB dengan baik. (mn1/lis)
Guru SD Negeri Krasak 1, Salaman, Kabupaten Magelang